Biasanya, level aman CAD adalah di bawah 3% dari PDB, sedangkan hingga kuartal II 2023 CAD masih sekitar 0,5% dari PDB atau senilai US$ 1,9 miliar. Apalagi, Wahyu mengatakan, CAD saat ini dipicu perbaikan aktivitas ekonomi domestik.
Ditengah melemahnya rupiah terhadap dolar AS dan mata uang kuat lainnya sebagai akibat membengkaknya defisit transaksi berjalan yang kembali terjadi pada Kuartal II-2023 Bank Indonesia (BI) meyakinkan masyarakat tak akan membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat semakin terpuruk.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Wahyu Agung Nugroho mengatakan, ini disebabkan level defisit transaksi berjalan atau current account deficit masih sangat rendah dan jauh di bawah batas aman.
“Enggak, ini defisit biasa aja sebetulnya dan masih rendah ya defisitnya, masih jauh di bawah katakanlah defisit CAD yang aman,,” kata Wahyu saat ditemui di JCC, Selasa (22/8).
Biasanya, level aman CAD adalah di bawah 3% dari PDB, sedangkan hingga kuartal II 2023 CAD masih sekitar 0,5% dari PDB atau senilai US$ 1,9 miliar. Apalagi, Wahyu mengatakan, CAD saat ini dipicu perbaikan aktivitas ekonomi domestik.
“Jadi masih jauh dan ini sesuai aja dengan aktivitas ekonomi yang semakin membaik, sehingga ada dampaknya. Rupiah juga alhamdulillah menguat kan,” ucapnya.
Transaksi berjalan Indonesia kembali defisit sebesar 0,5% atau US$ 1,9 miliar pada kuartal II-2023, setelah tujuh bulan mengalami surplus.
Sementara itu, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II-2023 defisit US$ 7,4 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Juni tercatat tetap tinggi sebesar US$ 137,5 miliar dolar AS, atau setara dengan pembiayaan 6,0 bulan impor.
Sedangkan untuk transaksi modal dan finansial pada kuartal II-2023 mencatat defisit US$ 5,0 miliar (1,4% dari PDB), setelah pada kuartal sebelumnya mencatat surplus US$ 3,7 miliar (1,1% dari PDB).
Untuk kondisi rupiah sendiri, berdasarkan data Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,03% terhadap dolar AS di angka Rp15.315/US$ pada perdagangan hari ini Selasa (22/8/2023). Selang beberapa menit kemudian, rupiah sempat menguat hingga titik terendahnya Rp15.300/US$. Hal ini berbanding terbalik dengan pelemahan Senin (21/8/2023) yang ditutup di angka Rp15.320/US$.