Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) akan mengadakan pertemuan darurat menyusul serangan udara Israel yang mematikan terhadap konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, kata seorang diplomat Rusia.
New York -Presstv – Fusilatnews- Wakil Tetap Pertama Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky mengatakan sidang akan berlangsung pada pukul 15.00 waktu setempat. Waktu New York (1900 GMT) pada hari Selasa.
“Setelah serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus…, Iran meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk tindakan ini. Menyusul surat mereka, kami meminta pengarahan terbuka kepada Dewan Keamanan PBB,” katanya dalam sebuah unggahan di media sosial.
Dalam surat yang dikirim kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Presiden DK PBB Vanessa Frazier, misi Iran untuk PBB meminta badan dunia tersebut untuk mengecam “serangan teroris keji dan menjijikkan” yang dilakukan rezim Israel yang menewaskan tujuh penasihat militer Korps Garda Revolusi Islam. (IRGC).
Serangan itu merupakan “pelanggaran mencolok terhadap Piagam PBB, hukum internasional, dan prinsip dasar yang tidak dapat diganggu gugat di gedung diplomatik dan konsuler,” demikian isi surat yang ditulis oleh Wakil Perwakilan Tetap Iran untuk PBB Zahra Ershadi.
Hal ini membawa “implikasi internasional yang luas” yang dapat memperburuk ketegangan regional.
“Rezim Zionis yang agresor memikul tanggung jawab penuh atas konsekuensi yang ditimbulkannya,” lanjut isi surat tersebut, seraya menekankan bahwa Republik Islam “memiliki hak yang sah dan melekat berdasarkan hukum internasional dan Piagam PBB untuk mengambil tindakan tegas terhadap tindakan tercela tersebut.”
Pesawat-pesawat tempur Israel mengebom konsulat Iran, yang terletak di sebelah gedung kedutaan di distrik Mezzeh Damaskus, pada Senin sore.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan pendukung terbesar Israel, Amerika Serikat, harus “bertanggung jawab” atas serangan teroris yang melanggar semua kewajiban dan konvensi internasional.
Dalam pernyataan terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani mengatakan bahwa Teheran “berhak untuk melakukan reaksi dan akan memutuskan jenis tanggapan dan hukuman bagi agresor.”
Sumber : Presstv