Washington, D.C. — Pria yang akan dilantik sebagai presiden Amerika Serikat dalam sembilan hari ke depan, Donald Trump, akan memiliki catatan permanen sebagai terdakwa kejahatan berat setelah keputusan pengadilan baru-baru ini. Hakim Juan Merchan memimpin sidang yang berlangsung secara virtual, dengan Trump tidak hadir secara fisik.
Dalam pertemuan singkat yang berlangsung relatif tenang, Trump mengungkapkan rasa frustrasinya atas proses hukum yang ia sebut “sangat, sangat tidak adil.” Namun, ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada hakim. Kepada Merchan, Trump mengatakan, “Tuan, saya mendoakan Anda agar sukses dalam menjalankan masa jabatan kedua Anda.”
Keputusan Mahkamah Agung Menambah Tekanan
Sementara itu, Mahkamah Agung memperburuk situasi Trump dengan menolak upayanya untuk mencegah pelaksanaan hukumannya. Keputusan tersebut diambil melalui pemungutan suara dengan hasil 5-4. Mayoritas suara terdiri dari tiga hakim liberal serta Ketua Mahkamah Agung John Roberts dan Hakim Amy Coney Barrett, yang ironisnya ditunjuk oleh Trump sendiri.
Selain itu, pengadilan tampaknya akan tetap memberlakukan larangan TikTok di Amerika Serikat jika pemilik perusahaan asal Tiongkok tidak menjual asetnya kepada entitas non-Tiongkok sebelum batas waktu pada 19 Januari. Trump sebelumnya mengajukan permohonan untuk memperpanjang tenggat waktu tersebut, namun Mahkamah Agung menolak untuk meninjau kasus ini lebih lanjut.
Kontroversi dan Dampaknya
Keputusan-keputusan ini memperkuat posisi hukum yang rumit bagi Trump, yang tetap menjadi sosok kontroversial di panggung politik AS. Dengan pelantikannya yang semakin dekat, statusnya sebagai terdakwa kejahatan berat memicu kekhawatiran tentang dampak hukum dan politik yang mungkin memengaruhi jalannya pemerintahan.
Trump sendiri telah berulang kali menyatakan bahwa proses hukum ini adalah bagian dari upaya politik untuk melemahkannya. Namun, bagi sebagian pihak, keputusan ini dianggap sebagai kemenangan supremasi hukum dan independensi lembaga yudikatif di Amerika Serikat.
Kini, perhatian dunia tertuju pada pelantikan Trump serta langkah-langkah yang akan diambil untuk menghadapi tantangan hukum yang terus membayangi dirinya.