Jakarta – Pimpinan Majelis Ar-Rasyid Ustadz Ahmad Sarnubi SQ mengaku prihatin atas munculnya fenomena di akhir zaman ini, di mana banyak umat Islam yang tidak percaya bahwa para habib atau habaib adalah keturunan Nabi Muhammad SAW.
“Inilah fenomena akhir zaman. Banyak di antara kita yang tidak percaya bahwa habaib adalah ‘dzuriyat’ atau keturunan Nabi Muhammad SAW,” kata Ustadz Sarnubi SQ saat memberikan ucapan selamat datang selaku tuan rumah kepada ratusan jemaah yang menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 1446 Hijriyah di kediamannya yang juga markas Majelis Ar-Rasyid di Al Mubarak, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat (29/11/2024) malam.
Hadir dalam acara itu Habib Nagib BSA, Habib Muhammad Bin Zeid Alhabsyi, dan KH Soleh Romani MA selaku penceramah.
Sebab itu, Ustadz Sarnubi mengaku dirinya dan jemaahnya beruntung karena termasuk umat Islam yang tidak hanya percaya bahwa habaib adalah keturunan Nabi Muhammad SAW, melainkan juga mencintai para dzuriyat Nabi tersebut.
“Untuk itulah, kita harus rajin-rajin memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW seperti saat ini dalam rangka meningkatkan kecintaan kita kepada Rasulullah dan para dzuriyat-nya, sehingga insya Allah kelak kita akan mendapatkan syafaatnya,” jelas ustadz “low profile”, “tawaduk” atau rendah hati ini sambil mengajak jemaah untuk tidak ikut-ikutan mereka yang tidak mempercayai bahwa habaib adalah keturunan Nabi Muhammad SAW.
KH Soleh Romani MA dan Habib Muhammad Bin Zeid Alhabsyi juga menyampaikan hal senada dalam ceramah mereka.
Menurut Kiai Soleh, dengan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW maka kita akan semakin mengenal putra dari Abdullah itu. “Tak kenal maka tak sayang Dengan mengenal, maka kita akan cinta kepada Nabi. Dan cinta kepada Nabi Muhammad SAW merupakan kesempurnaan dari iman,” jelasnya.
Semakin cinta krpada Nabi, kata Kiai Soleh, maka kita akan lebih bertakwa kepada Allah SWT, dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya, dengan mencontoh perilaku Nabi Muhammad SAW yang merupakan ‘uswatun hasanah’ (suri teladan yang baik),” paparnya.
Nabi Muhammad, lanjut Kiai Soleh, adalah manusia paling mulia di muka bumi ini. Sedemikian mulianya, sampai-sampai Allah SWT dan para malaikatnya senantiasa berselawat kepada Nabi.
“Kalau Allah memerintahkan salat, Dia tidak ikut salat. Kalau Allah memerintahkan puasa, Dia tidak ikut puasa. Tapi ketika Allah memerintahkan berselawat, Dia ikut berselawat,” tukas Kiai Soleh.
Habib Muhammad Bin Zeid Alhabsyi menambahkan, makhluk yang paling sempurna adalah Rasulullah Muhammad SAW. “Bahkan kalau bukan karena Nabi Muhammad, Allah tidak akan menciptakan dunia ini,” tegasnya.
Ia kemudian mengajak seluruh jemaah untuk rajin berselawat kepada Nabi Muhammad SAW karena satu kali selawat saja akan dibalas dengan sepuluh kebaikan oleh Allah SWT.
“Nabi tidak membutuhkan selawat kita, karena malaikat bahkan Allah pun sudah berselawat kepada Nabi. Justru kita yang butuh berselawat kepada Nabi. Karena dengan satu kali selawat saja, Allah membalasnya dengan 10 kebaikan. Artinya, Allah memberikan 10 rahmat ketika kita berselawat sekali saja,” tandasnya.