Jakarta-FusilatNews – Ketua Umum Generasi Cinta Negeri (Gentari), Habib Umar Alhamid, mendorong Presiden Prabowo Subianto untuk menggelar Konferensi Asia-Afrika (KAA) sebagai strategi memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional. Langkah ini dinilai dapat menjadi kejutan bagi Asia bahkan dunia, sebagaimana yang dilakukan Presiden Soekarno pada 1955.
“Prabowo sedang menciptakan blok dunia baru dengan bergabung ke BRICS. Sebaiknya Prabowo mengadakan Konferensi Asia-Afrika (KAA) seperti yang pernah dilakukan oleh Bung Karno. Ini bagian dari amanah pembukaan UUD 1945 untuk melaksanakan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial,” ujar Habib Umar kepada wartawan, Selasa (11/2/2025).
Menurutnya, prinsip-prinsip Dasasila Bandung seperti penghormatan terhadap kedaulatan negara, non-intervensi, dan kerja sama ekonomi yang adil masih relevan di era globalisasi saat ini. Banyak negara Asia dan Afrika menghadapi ketimpangan ekonomi, ketergantungan terhadap negara maju, serta ancaman geopolitik dari persaingan negara adidaya.
“Dengan menghidupkan kembali semangat Bandung, Indonesia dapat menjadi pemimpin gerakan non-blok yang relevan dengan kondisi saat ini untuk mengatasi kemelut yang terjadi di dunia belakangan ini,” tuturnya.
Habib Umar menambahkan bahwa sebagai negara dengan politik luar negeri bebas aktif, Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo memiliki peluang besar untuk menjadi jembatan antara negara-negara berkembang dan kekuatan global.
“Dengan mengadakan KAA, Indonesia dapat memperkuat diplomasi multilateral dan membangun aliansi strategis dengan negara-negara Asia-Afrika dalam berbagai sektor, seperti perdagangan, teknologi, dan ketahanan pangan,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti meningkatnya ketegangan geopolitik global dalam beberapa tahun terakhir, termasuk rivalitas antara Amerika Serikat dan China, konflik di Timur Tengah, serta instabilitas ekonomi global. Negara-negara Asia-Afrika kerap menjadi korban dari dinamika ini, baik dalam bentuk perang dagang, eksploitasi sumber daya, maupun ketergantungan terhadap bantuan luar negeri.
“KAA yang diselenggarakan Presiden Prabowo dapat menjadi forum untuk mendiskusikan strategi bersama dalam menghadapi tantangan ini, termasuk mengembangkan mekanisme perdagangan dan investasi yang lebih mandiri,” paparnya.
Ia juga menekankan bahwa KAA dapat menjadi wadah bagi negara-negara Asia dan Afrika untuk menyusun agenda bersama dalam menghadapi isu-isu global seperti perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, dan krisis kesehatan. Menurutnya, dalam forum internasional seperti G20 dan PBB, suara negara-negara berkembang sering kali kurang terdengar.
“Dengan memperkuat solidaritas antara negara-negara Selatan, Indonesia dapat membantu menciptakan tatanan dunia yang lebih adil dan inklusif,” pungkasnya.