Jakarta – FusilatNews – Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) menegaskan komitmennya terhadap pembangunan generasi masa depan melalui penguatan program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Ketua Umum ICMI Prof Dr H Arif Satria menyebut, dari sekian banyak program strategis ICMI, PAUD menjadi unggulan karena dinilai sebagai bentuk kontribusi nyata untuk kemanusiaan lintas zaman.
“PAUD adalah fondasi. Di situlah kita bisa mewariskan nilai-nilai, adab, dan visi kemajuan yang bersih hati. ICMI ingin inovasi, kreasi, dan imajinasi yang tumbuh sejak dini,” ujar Arif Satria dalam sambutan Halal Bihalal ICMI bertajuk “Merawat Kebangsaan via Peran Cendekiawan: Iman, Ilmu, dan Integritas dalam Membangun Indonesia” di kantor Depagri, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Minggu malam, 5 Mei 2025.
Dalam forum yang dihadiri para tokoh nasional tersebut, Arif mengungkapkan pentingnya menjawab tantangan zaman, termasuk kecanggihan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan krisis lingkungan yang mengancam kualitas gizi dan kesehatan masyarakat.
“Saya dihubungi Pak Emil Salim, bagaimana kita harus menjawab tantangan perubahan iklim, sampah, dan AI. Kita butuh cara pikir yang lintas batas, tapi tetap berakar pada adab. Fastabiqul khoirot, berlomba-lomba dalam kebaikan,” ujar Arif.
Dalam kunjungannya ke Republik Rakyat Tiongkok, Arif menyaksikan langsung bagaimana pegawai dengan latar belakang sarjana teknologi chip berhadapan dengan kecepatan inovasi Amerika Serikat. Ia menilai, sinergi nasional dan kolaborasi dunia Islam, khususnya antara Saudi dan Indonesia, harus diarahkan pada perdamaian global dan kemajuan Islam.
Selain PAUD, ICMI juga menjalankan program Desa Cendekia, pembangunan masjid, Badan Reaksi Cepat di 34 organisasi wilayah, serta program beasiswa murid. Semua ini, kata Arif, ditujukan untuk menghadirkan ICMI sebagai pilar penguat integritas bangsa.
Acara turut diisi tausiyah kebangsaan oleh Menteri Agama Prof Nazarudin Umar dan dihadiri sejumlah tokoh seperti Menteri Bappenas, Fasli Jalal, Wardiman Djojonegoro, Welya Safitri, Andi Anzar, Prof Jimly Asshiddiqie, M. Najib Qoriah, Didit J. Ratam, Prof Rohmin Dahuri, serta sederet tokoh ICMI dari berbagai wilayah.
Menurut Arif, tantangan global tak bisa dihadapi dengan kecerdasan teknokratis semata, tetapi harus disertai dengan integritas moral dan adab keilmuan. “Ulil albab bukan hanya berpikir, tapi juga bersih hati,” pungkasnya.