Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengungkapkan sejumlah obat yang pernah diklaim bisa melawan Covid-19 kini terbukti tak bermanfaat.
“Obat-obat yang dulu dipakai untuk Covid-19 dan kini terbukti tidak bermanfaat, bahkan menyebabkan efek samping serius pada beberapa kasus,” kicaunya, dalam utas di akun Twitter, Sabtu (5/12). Dikutip CNNIndonesia.com
“Ivermectin, Klorokuin, Oseltamivir, Plasma Convalescent, Azithromycin,” lanjut dia.
Pertama, Ivermectin. Zubairi menjelaskan obat yang awalnya untuk mengatasi infeksi parasit ini sempat membuat beberapa pasien membutuhkan rawat inap.
“Tidak disetujui Badan Pengawas Obat & Makanan (FDA) AS, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan regulator obat Uni Eropa. Banyak laporan pasien yang memerlukan perhatian medis, termasuk rawat inap, setelah konsumsi Ivermectin,” urainya.
Kedua, Klorokuin atau Chloroquine. Ia mengungkapkan obat ini berbahaya bagi kesehatan jantung, alih-alih melawan Covid-19.
“Memang sudah dipakai oleh ratusan ribu orang di dunia. Namun terbukti malah berbahaya untuk jantung. Manfaat antivirusnya justru enggak ada. Jadi, klorokuin tidak boleh dipakai lagi,” ungkap dia.
Ketiga, Oseltamivir. Zubairi mengatakan belum ada bukti ilmiah priduk ini bisa melawan Virus Corona.
“Obat ini sebenarnya untuk Influenza. Tidak ada bukti ilmiah untuk mengobati Covid-19. Bahkan, WHO sudah menyatakan obat ini tidak berguna untuk Covid-19. Kecuali saat Anda dites terbukti positif Influenza, yang amat jarang ditemukan di Indonesia,” tuturnya.
“Kalau Oseltamivir jangan diminum, pilihannya apa? Ada beberapa pilihan untuk antivirus. Ada Avigan atau Favipiravir dan Molnupiravir, serta Remdesivir. Nanti biar dokter Anda yang memilihkan,” jelas dia.
Keempat, Plasma Convalescent atau Plasma Konvalesen. “Selain sama sekali tidak bermanfaat, pemberian Plasma Convalescent juga mahal dan prosesnya begitu memakan waktu,” cetus dia.
“Oleh WHO tidak direkomendasikan kecuali dalam konteks uji coba acak dengan kontrol,” imbuhnya.
Kelima, Azithromycin. Zubairi menyebut obat ini hanya bermanfaat untuk melawan bakteri.
“Obat ini juga tidak bermanfaat sebagai terapi Covid-19, baik skala ringan serta sedang. Kecuali ditemukan bakteri-selain virus penyebab Covid-19 dalam tubuh Anda. Kalau hanya Covid-19, maka obat ini tidak diperlukan,” jelas dia.
Di masa awal pandemi, sejumlah pejabat kerap meng-endorse beberapa merek obat yang diklaim bisa melawan Corona. Salah satunya, Ivermectin.