Ansa — Fusilatnews – Israel menyerang Pos dan Markas besar UNIFIL di Lebanon melukai dua Prajurit TNI .
Serangan Israel menyasar dua pos tentara Italia dan markas besar UNIFIL.
Menurut sumber kantor berita Italia Ansa dua orang Prajurit TNI , terluka dalam serangan tersebut
“Menurut sumber militer Lebanon, pasukan penjaga perdamaian tersebut adalah warga negara Indonesia yang terluka ketika tank Israel melepaskan tembakan ke menara observasi di pangkalan tersebut,” tulis ANSA yang merupakan media terkemuka di Italia tersebut. Sumber medis setempat mengatakan kedua penjaga perdamaian PBB tersebut tidak mengalami cedera serius.
Dua pos terdepan diisi oleh pasukan Italia sedangkan pos ketiga yang diserang merupakan markas besar UNIFIL. Sumber intelijen militer Lebanon mengatakan kepada ANSA bahwa tentara Israel pada Kamis melepaskan tembakan ke salah satu pangkalan Italia di sepanjang garis demarkasi dengan Lebanon.
Sumber tersebut menyebutkan, lokasi penembakan IDF adalah pangkalan UNP 1-31 di bukit Laboune, wilayah yang menjadi tanggung jawab kontingen Italia. Menurut sumber yang sama, setelah drone Israel berulang kali terbang di atas pangkalan tersebut, tembakan artileri Israel menargetkan pintu masuk bunker yang melindungi tentara Italia.
Sistem komunikasi antara pangkalan dan komando UNIFIL di Naqura rusak dalam serangan itu, kata mereka. Setidaknya dua penjaga perdamaian PBB terluka di Naqoura, kata sumber keamanan militer Lebanon kepada ANSA.
Beberapa kamera yang terletak di dua pos terdepan UNIFIL Italia dihantam dan dihancurkan di Naqura tetapi tidak ada personel militer Italia yang terluka, kata sumber yang mengetahui informasi tersebut kepada ANSA.
Media resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) UN News membenarkan laporan soal penyerangan yang dilakukan pasukan penjajahan Israel terhadap pos pasukan penjaga perdamaian di Lebanon (UNIFIL). Serangan itu dilakukan menggunakan tank Merkava.
UN News melansir bahwa markas besar UNIFIL di Naqoura telah berulang kali diserang pasukan Israel yang mencoba masuk ke Lebanon sejak dua hari belakangan. Pada Kamis pagi, serangan itu mencapai titik eskalasi baru.
Pagi ini, dua pasukan penjaga perdamaian terluka setelah tank IDF Merkava menembakkan senjatanya ke arah menara observasi di markas UNIFIL di Naqoura, langsung mengenainya dan menyebabkan mereka terjatuh. UN News melansir bahwa cidera kedua tentara UNIFIL tak serius, namun mereka masih dirawat di rumah sakit. PBB belum melansir dari negara mana kedua prajurit yang terluka itu.
Pasukan penjaga perdamaian PBB hadir di Lebanon selatan untuk mendukung kembalinya stabilitas berdasarkan mandat Dewan Keamanan tahun 2006. Setiap serangan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap hukum kemanusiaan internasional dan resolusi Dewan Keamanan 1701, menurut UNIFIL.
Peningkatan yang terjadi baru-baru ini di sepanjang Jalur Biru menyebabkan kehancuran yang meluas di kota-kota dan desa-desa di Lebanon selatan, sementara roket terus diluncurkan ke arah Israel, termasuk wilayah sipil, menurut misi penjaga perdamaian PBB.
Pada Rabu, tentara IDF dengan sengaja menembaki dan menonaktifkan kamera pemantau perimeter posisi tersebut, kata UNIFIL. Mereka menambahkan bahwa IDF juga dengan sengaja menembaki UNP 1-32A, tempat pertemuan Tripartit rutin diadakan sebelum konflik dimulai, sehingga merusak penerangan dan stasiun pemancar.
“Dalam beberapa hari terakhir kami telah melihat serangan dari Israel ke Lebanon di Naqoura dan wilayah lainnya,” kata misi PBB. “Tentara IDF telah bentrok dengan elemen Hizbullah di Lebanon.”
Tentara IDF juga menembaki posisi PBB 1-31 di Ras Naqoura, mengenai pintu masuk bunker tempat pasukan penjaga perdamaian berlindung dan merusak kendaraan serta sistem komunikasi. Sebuah drone IDF terlihat terbang di dalam posisi PBB hingga pintu masuk bunker.
“Kami mengingatkan IDF dan semua aktor akan kewajiban mereka untuk memastikan keselamatan dan keamanan personel dan properti PBB serta menghormati lokasi PBB yang tidak dapat diganggu gugat setiap saat,” kata misi PBB. “Kami sedang menindaklanjuti masalah ini dengan IDF.”