Barangkali kita masih ingat nama besar pengusaha Indonesia “ Liem Swie Liong”. Siapa dia 60 tahun yang lalu? Dia adalah China miskin, yang minus dari berbagai hal. Tidak sekolah tinggi, tidak juga terlalu pinter dan tidak pula punya modal besar. Ketika Pak Harto kemudian berkuasa, ia adalah salah seorang yang diberi kue kekuasaan oleh Pak Harto. Sama halnya dengan teman-teman Pak Harto lainnya, juga mendapat Kue kekuasaan, seperti Ibnu Sutowo misalnya.
Apa yang terjadi setelah proses waktu berjalan, Om Liem, sebutan akrabnya, datang lagi ke Pak Harto, sambil mengatakan :“ Pak inilah sebagian dari keuntungan yang Bapak berikan dahulu kepada saya”. Upeti dari hasil monopoli bisnis kacang kedelainya. Sementara Ibnu Sutowo datang kepada beliau melaporkan bahwa Pertamina dalam keadaan kritis, kebocoran terjadi dimana-mana, anak perusahaannya bangkrut semua, dsb.
Baca Juga : Gurita Bisnis Grup Salim, Penguasa Minyak Goreng Indonesia
Kalau kemudian kita ibaratkan Pak Harto masih hidup kemudian kedua tokoh itu ngentuk pintu lagi ke Pak Harto, apa yang ada dalam benak Pak Harto? Tentu, wah..Liem datang, ia pasti bawa upeti lagi. Sedangkan ketika Pak Ibnu datang, tentu Pak Harto akan bilang sama pembantunya; “ bilangin sama Pak Ibnu, Bapak lagi istirahat”. Sampai akhirnya Pak Ibnu di berhentikan sebagai Dirut Pertamina.
Tulisan diatas adalah sekedar hanya ingin member ilustrasi dua sosok manusia, yang sama-sama diberi fasilitas oleh Pak Harto dahulu; yang satu seorang militer akhli perang dan yang satu seorang pengusaha ulet (enterprener). Akhirnya Pertamina terus menerus menjadi perusahaan monopoli yang selalu menuai masalah untuk bangsa ini, sementara Indofood Group terus menerus merambah keberbabagai usaha, dan kemudian memberi kontribusi kepada kesejahteraan rakyat melalui berbagai penyediaan lapangan kerja dan pajak kepada Negara.