Oleh TOMOHIRO MURAYAMA
TSUKUBA, Prefektur Ibaraki–Para peneliti di sini mengidentifikasi bagian dari mekanisme serebral yang mengontrol kualitas dan kuantitas tidur, sebuah pencapaian inovatif yang diharapkan dapat mengarah pada pengobatan baru untuk gangguan tidur.
Penemuan yang dibuat oleh tim terutama dari Universitas Tsukuba dan diterbitkan dalam jurnal ilmiah Inggris Nature pada 8 Desember, memberikan beberapa jawaban atas pertanyaan kuno: Mengapa makhluk hidup menjadi mengantuk?
Tim meneliti enzim di otak yang dikenal sebagai salt-inducible kinase 3 (SIK3), percaya bahwa zat tersebut memainkan peran kunci dalam fungsi otak untuk mengatur seberapa dalam dan berapa lama kita tidur.
Tapi bagaimana enzim bekerja belum ditentukan.
Para peneliti memanipulasi tikus secara genetik dan menemukan SIK3 berinteraksi dengan dua enzim lain dan mempengaruhi pola tidur melalui reaksi berantai.
Mereka juga menemukan bahwa reaksi berantai mengatur kualitas (kedalaman) tidur di dalam korteks serebral dan kuantitas (panjang) tidur di dalam hipotalamus, bagian kecil jauh di dalam otak yang menjaga keseimbangan internal tubuh.
Para peneliti mengharapkan pengembangan agen berbasis SIK3 untuk memberikan solusi yang lebih baik untuk gangguan tidur.
Tidur dianggap tidak hanya dikendalikan oleh reaksi berantai yang baru dikonfirmasi tetapi juga oleh mekanisme yang lebih kompleks.
“Kami berharap temuan ini dapat membuka misteri mendasar mengapa mereka yang tetap terjaga selama berjam-jam merasa ingin tidur,” kata Masashi Yanagisawa, direktur Institut Internasional untuk Pengobatan Tidur Integratif universitas, yang memimpin tim tersebut.