Oleh: Karyudi Sutajah Putra, Analis Politik pada Konsultan dan Survei Indonesia (KSI)
Jakarta, Fusilatnews – Ibarat barang dagangan, Kaesang Pangarep mulai dijual. Tak tangung-tanggung, manajer marketingnya adalah ayahandanya sendiri, Presiden Joko Widodo. Supaya bisa dijual, Kaesang dilabeli dengan sertifikat “halal”.
Adalah Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al Habsyi yang pertama kali mengungkap ihwal Kaesang sudah “dijual”.
Menurut anggota DPR itu, Kamis (27/602024), Kaesang sudah disodorkan ke parpol-parpol, termasuk ke PKS untuk diusung sebagai calon gubernur/wakil gubernur di Pilkada Jakarta 2024.
Sontak, parpol-parpol pendukung Jokowi ramai-ramai dan kompak membantah pernyataan Aboe Bakar Alhabsyi itu, mulai dari Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), bahkan hingga Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang sudah deklarasi mendukung Anies Baswedan, dan juga Partai Nasdem yang hampir pasti mendukung Anies sebagai cagub di Pilkada Jakarta 2024.
Tak terkecuali pihak Istana melalui Staf Khusus Presiden Jokowi Grace Natalie dan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin. Begitu pun Pro Jokowi alias Projo. Mereka ramai-ramai membantah Kaesang disodorkan ke parpol-parpol. Kata mereka, Jokowi tak pernah cawe-cawe urusan pilkada.
Adapun Kaesang sendiri terkesan meradang. Ia bahkan minta Aboe Bakar tidak menebar kebohongan publik dan tidak membawa-bawa sang ayah dalam pilkada. Sebab, dirinya selaku Ketua Umum PSI punya hak penuh untuk menentukan cagub, bukan ayahandanya.
Aboe Bakar berbohong? Secara logika bisa saja, karena yang menyatakan Kaesang disodorkan ke parpol-parpol sejauh ini hanya dia seorang diri. Apalagi parpol-parpol lain sudah seirama membantah. Koor!
Kebenaran dalam politik ditentukan oleh suara terbanyak. Salah atau benar, bohong atau jujur, kalau punya banyak pengikut maka dianggap benar.
Akan tetapi, jika dilihat dari tabiat Jokowi dan keluarganya, bisa jadi justru Kaesang dan parpol-parpol pendukung Jokowi yang berbohong.
Jokowi sudah biasa pagi ngomong A, sore ngomong B, malam ngomong C. “Esuk dhele sore tempe”. Begitu pun elite parpol-parpol pendukungnya.
Zulkifli Hasan, misalnya. Awalnya ia menyatakan Jokowi tak mengizinkan Kaesang maju di Pilkada 2024. Kini, suara Menteri Perdagangan itu lain lagi. Bahkan ia mau memasangkan Kaesang dengan Zita Anjani, putrinya untuk maju di Pilkada Jakarta 2024.
Mungkin yang dimaksud Zulkifli adalah Jokowi tidak mengizinkan Kaesang maju Pilkada Jakarta jika hanya menjadi cawagub. Jika menjadi cagub, maka diizinkan.
Sertifikat Halal
Pertanyaannya, laku jualkah Kaesang di Pilkada Jakarta 2024?
Jika melihat calon lain yang sudah muncul ke permukaan seperti Anies Baswedan dan Ridwan Kamil, tentu “anak ingusan” itu kalah laku jual. Lebih berkilau Anies dan Emil yang sudah berpengalaman menjadi gubernur. Anies di Jakarta, Emil di Jawa Barat.
Sebaliknya, Kaesang hanya berpengalaman di bidang bisnis. Itu pun belum lama. Sementara di pemerintahan pengalamannya masih nol. Pengalaman memimpin parpol juga baru seumur jagung.
Namun, Kaesang adalah anak Presiden, dan seorang Presiden bisa melakukan apa saja yang tak bisa dilakukan orang lain.
Bukankah Jokowi akan lengser pada 20 Oktober 2024, sementara Pilkada 2024 digelar pada 27 November mendatang?
Tidak salah. Tapi pemerintahan pengganti rezim Jokowi adalah penerusnya, yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang pada Pilpres 2024 didukung Jokowi. Mereka akan meneruskan kebijakan-kebijakan ala Jokowi, seperti jor-joran membagikan bantuan sosial (bansos) menjelang pilkada, seperti yang terjadi menjelang Pilpres 2024. Apalagi Gibran sang wakil presiden terpilih adalah kakak kandung Kaesang.
Kedua, ibarat produk makanan, Gibran sudah mengantongi sertifikat “halal”, yakni Keputusan Mahkamah Agung (MA) No 23P/2024 tertanggal 29 Mei 2024.
Melalui keputusan kontroversial itu, MA “menghalalkan” Kaesang yang baru akan berusia 30 tahun pada 25 Desember 2024, untuk maju sebagai cagub/cawagub dalam Pilkada 2024, karena usia dihitung pada saat pelantikan calon terpilih sekitar Januari 2025, bukan pada saat penetapan calon pada September 2024. Kaesang pun berlabel “halal”.
Dengan label “halal” itu, “brand” Kaesang bertambah kinclong, dan nilai jualnya pun merangkak naik.
Jika ternyata pasaran Kaesang tidak naik-naik juga, Jokowi serta Prabowo dan Gibran diyakini akan melakukan apa saja supaya Kaesang, jika benar nanti maju, terpilih di Pilkada Jakarta 2024. Dengan siapa pun pasangannya. Sebagai cagub atau cawagub posisinya.
Label “halal” Kaesang ini serupa dengan label “halal” kakak kandungnya, Gibran Rakabuming Raka saat akan mendaftar sebagai cawapres di Pilpres 2024.
Label “halal” Gibran tersebut diberikan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) pada 16 Oktober 2023, yang saat itu diketuai Anwar Usman, adik ipar Presiden Jokowi alias paman dari Gibran, melalui Keputusan No 90 Tahun 2023.
Dengan keputusan kontroversial itu, Gibran yang saat itu baru berumur 36 tahun, belum 40 tahun, bisa maju sebagai cawapres karena sedang menjabat kepala daerah, yakni Walikota Surakarta, Jawa Tengah.
Jika Gibran, anak sulung Jokowi, sebagai cawapres yang berpasangan dengan capres Prabowo Subianto laku jual di Pilpres 2024, dengan perolehan suara cukup meyakinkan, yakni 58,58%, apakah Kaesang, putra bungsu Jokowi, nanti akan laku jual juga jika jadi maju di Pilkada Jakarta 2024?
Kita tunggu saja tanggal mainnya. Yang jelas, Kaesang sudah dapat label halal dari MA untuk maju di Pilkada 2024, sebagaimana Gibran mendapat label halal dari MK untuk maju di Pilpres 2024 dan “terjual” alias “sold out”.