• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Birokrasi

Meritokrasi yang Ternoda: Egosentrisme dan Egoisme Intelektualis Residu 2019–2024

fusilat by fusilat
September 28, 2025
in Birokrasi, Feature
0
Share on FacebookShare on Twitter

Pengamat KUHP – DHL

(Ikhtisar, Sejuta Retorika dan Teori Analogi Berujung Proposal dan Laba Bersih)

Dalam dekade 2019–2024, kita menyaksikan lahirnya fenomena intelektual residu: sekelompok orang yang menjadikan meritokrasi bukan sebagai ruang untuk menumbuhkan nilai kebaikan bersama, melainkan arena egosentrisme dan egoisme. Mereka tampil dengan wajah intelektual, penuh retorika, sarat teori, bahkan lihai dalam mengolah analogi. Namun, di balik kepiawaian itu tersembunyi pola pikir yang egosentris—memandang diri (atau kelompok) sebagai pusat segala kebenaran, sekaligus egoistis—menolak berbagi ruang dengan orang lain.

Egosentris dan Egoistis: Dua Wajah, Satu Nafas

Egois adalah sikap mementingkan diri tanpa peduli pada kebutuhan orang lain, sementara egosentris adalah ketidakmampuan melihat realitas dari sudut pandang orang lain. Dua sifat ini, meski berbeda, berpadu menjadi formula yang menjelma arogansi intelektual. Mereka tidak lagi menjadi penafsir realitas, melainkan penguasa retorika. Segala teori dipaksa cocok (cocokologi) demi kepentingan diri, dan setiap kompromi dilakukan bukan demi kebersamaan, melainkan demi laba yang bisa dipetik.

Di alam filosofi Pancasila, sikap semacam ini semestinya tertolak. Namun realitas justru menunjukkan sebaliknya: mereka yang arogan, egois, dan egosentris justru lebih cepat menanjak. Sistem meritokrasi yang seharusnya menjunjung kualitas dan kontribusi publik malah berubah menjadi alat bagi mereka untuk menindas, mendominasi, dan membodohi bangsanya sendiri.

Kontradiksi Pancasila dan Realitas Meritokrasi

Meritokrasi, ketika dimasuki oleh intelektual residu, kehilangan roh keadilan sosial. Ia hanya menjadi panggung bagi para “pemenang” untuk memamerkan kesombongan, sekaligus memberi ruang bagi penghinaan terhadap mereka yang kalah. Sikap elitis dan bias yang mengemuka adalah bentuk nyata sisi buruk meritokrasi—sebuah sistem yang mestinya adil namun akhirnya memperlebar jurang ketidaksetaraan.

Lebih parah lagi, intelektual residu ini kerap mengadopsi pola pikir sekuler-liberalis: materialistik, individualistik, dan mengabaikan nilai kebersamaan. Ironisnya, di negeri yang menjunjung Pancasila, gaya hidup dan logika mereka justru laku keras. Mereka bukan saja menutup mata terhadap penderitaan rakyat, melainkan juga menjadikan kecerdasan sebagai alat memperkuat arogansi.

Dari Kecerdasan ke Kesombongan

Kesulitan mereka untuk memahami perspektif orang lain melahirkan kesalahpahaman, konflik, dan defisit empati. Bagi mereka, ide pribadilah yang paling benar, logika merekalah yang paling sahih. Tak ada ruang bagi suara yang berbeda. Akhirnya, sikap ini membentuk kultur intelektual yang kering: sukses secara duniawi, namun miskin dalam moralitas.

Mereka menolak asas zoon politicon—bahwa manusia adalah makhluk sosial. Semua pencapaian dihitung dalam kerangka keuntungan individual, bukan kesejahteraan sosial. Maka tidak heran, mereka mati dalam kekenyangan egois, atau meninggal dalam kelelahan egosentris—tidak pernah puas mengejar idealisme semu yang hanya menguntungkan diri sendiri.

Epilog: Sisi Buruk Meritokrasi

Apa yang kita saksikan pada 2019–2024 adalah wajah lain dari meritokrasi: sistem yang tidak steril dari arogansi, bias, dan manipulasi intelektual. Alih-alih membangun peradaban berbasis keadilan, meritokrasi yang disalahgunakan justru memperkokoh struktur ketidakadilan sosial.

Pada akhirnya, intelektual residu ini bukanlah motor kemajuan, melainkan residu sejarah. Mereka yang mengangkangi Pancasila dengan retorika, yang menjadikan teori sebagai kedok, dan yang menempatkan ego sebagai hukum tertinggi, akan dikenang bukan sebagai pencerah, melainkan sebagai pengabur jalan.

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

PALESTINA DI UJUNG TANDUK: TWO STATE SOLUTION ATAU KEHILANGAN KEDAULATAN

Next Post

Hukuman Mati bagi Presiden: Kajian Ilmiah atas Kasus Jokowi

fusilat

fusilat

Related Posts

G30S/PKI dalam Perspektif Versi Asing
Feature

G30S/PKI dalam Perspektif Versi Asing

September 29, 2025
Kutukan Jokowi: Semua Partai yang Mendekat Pasti Hancur
Feature

Kutukan Jokowi: Semua Partai yang Mendekat Pasti Hancur

September 29, 2025
Abu Bakar Baasyir Menegur Jokowi: Dari IKN ke Hukum Islam
Feature

Abu Bakar Baasyir Menegur Jokowi: Dari IKN ke Hukum Islam

September 29, 2025
Next Post

Hukuman Mati bagi Presiden: Kajian Ilmiah atas Kasus Jokowi

Istana Dikritik Setelah Cabut Kartu Liputan Wartawan CNN yang Menanyakan Program MBG

Istana Dikritik Setelah Cabut Kartu Liputan Wartawan CNN yang Menanyakan Program MBG

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Dr Usman Umar: Dunia Krisis Etika!
News

Dr Usman Umar: Dunia Krisis Etika!

by Karyudi Sutajah Putra
September 29, 2025
0

Jakarta, Fusilatnews - Dunia hebat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tapi krisis etika. "Fenomena ini bukan hanya terjadi di...

Read more
Darurat Ekonomi, Ini 7 Desakan Pengusaha!

Darurat Ekonomi, Ini 7 Desakan Pengusaha!

September 28, 2025
IPW Desak Kapolda Metro Jaya Proses Kasus Dugaan Pemerasan oleh Penyidik Polrestro Depok

IPW Desak Kapolda Metro Jaya Proses Kasus Dugaan Pemerasan oleh Penyidik Polrestro Depok

September 27, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
G30S/PKI dalam Perspektif Versi Asing

G30S/PKI dalam Perspektif Versi Asing

September 29, 2025
Kutukan Jokowi: Semua Partai yang Mendekat Pasti Hancur

Kutukan Jokowi: Semua Partai yang Mendekat Pasti Hancur

September 29, 2025
Abu Bakar Baasyir Menegur Jokowi: Dari IKN ke Hukum Islam

Abu Bakar Baasyir Menegur Jokowi: Dari IKN ke Hukum Islam

September 29, 2025
Siapa Dua Ketua Umum PPP?

Siapa Dua Ketua Umum PPP?

September 29, 2025
Istana Kembalikan Kartu Pers Jurnalis CNN, Janji Tak Akan Terulang, Tapi Rasa Tak Percaya Tetap Membekas

Istana Kembalikan Kartu Pers Jurnalis CNN, Janji Tak Akan Terulang, Tapi Rasa Tak Percaya Tetap Membekas

September 29, 2025

PIDATO PRABOWO DI PBB: DRAMA TANPA SUBSTANSI, DIPLOMASI TANPA NYALI

September 29, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

G30S/PKI dalam Perspektif Versi Asing

G30S/PKI dalam Perspektif Versi Asing

September 29, 2025
Kutukan Jokowi: Semua Partai yang Mendekat Pasti Hancur

Kutukan Jokowi: Semua Partai yang Mendekat Pasti Hancur

September 29, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

 

Loading Comments...