• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Birokrasi

Negeri yang Membungkam Nurani, Merawat Dusta

Ali Syarief by Ali Syarief
April 26, 2025
in Birokrasi, Crime, Feature
0
Negeri yang Membungkam Nurani, Merawat Dusta
Share on FacebookShare on Twitter

Dalam banyak negara yang tengah berjuang menegakkan demokrasi, ada pertarungan panjang antara integritas dan kekuasaan. Namun, di republik ini, yang menang justru kekuasaan yang tak lagi malu-malu merusak integritas. Kita bukan sekadar hidup di masa krisis moral, melainkan dalam zaman ketika dusta diresmikan, dan kebenaran dibungkam melalui palu sidang.

Bangsa model apa ini, ketika seorang pemimpin yang diduga menggunakan ijazah palsu justru dielu-elukan sebagai simbol keberhasilan pembangunan? Alih-alih menyelidiki secara tuntas demi menjaga martabat institusi pendidikan nasional, yang terjadi justru pengadilan dijadikan alat balas dendam terhadap siapa pun yang berani mengungkap. Keadilan kini tak lagi ditentukan oleh kebenaran, tapi oleh siapa yang paling dekat dengan kekuasaan.

Tuduhan serius terkait keaslian ijazah Presiden Joko Widodo bukan sekadar persoalan administratif. Ia menyentuh akar etika bernegara. Namun alih-alih dijawab dengan transparansi, isu itu justru dijawab dengan vonis. Berkali-kali pengadilan menghukum pelapor, bukan karena mereka bersalah secara hukum, tapi karena mereka mengganggu narasi besar yang sudah dijual bertahun-tahun: bahwa pemimpin ini lahir dari rakyat dan suci dari cacat.

Lebih tragis lagi, ketika premanisme dijadikan alat negara. Kritik warga dibalas dengan intimidasi fisik dan psikis. Para preman berbaju ormas seolah mendapat restu tak tertulis dari aparat, merangsek masuk ke ruang-ruang kritik yang mestinya dilindungi oleh konstitusi. Kekuasaan tak segan merangkul kekerasan untuk mempertahankan legitimasi. Apakah kita masih bisa menyebut ini demokrasi, jika kebebasan berpendapat dibungkam dengan gertakan?

Pada April 2023, Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP), sebuah lembaga internasional yang berfokus pada pemberantasan korupsi dan kejahatan terorganisir, menempatkan seorang tokoh Indonesia di peringkat kedua tokoh paling korup di dunia. Tokoh itu, yang lekat dengan lingkar kekuasaan, justru diutus menghadiri pemakaman Paus Benediktus XVI di Vatikan. Dunia menyaksikan wajah ironi Indonesia: seorang yang reputasinya tercoreng justru mewakili negara dalam upacara religius suci.

Simbol-simbol moralitas publik dirusak secara sadar oleh para pemegang kuasa. Ketika dunia memperjuangkan transparansi dan akuntabilitas, kita justru menunjuk duta dari kubangan skandal.

Tak cukup sampai di situ. Lembaga konstitusi tertinggi—Mahkamah Konstitusi—yang seharusnya menjadi benteng terakhir penjaga demokrasi, justru menjadi alat meloloskan anak presiden untuk maju sebagai calon wakil presiden. Putusan Mahkamah yang ditolak akal sehat dan melanggar etika itu, hanya menjadi formalitas untuk memenuhi ambisi politik keluarga. Dinasti pun lahir, tidak dari mekanisme demokrasi yang sehat, tetapi dari celah hukum yang direkayasa.

Ketika koruptor dilindungi, disambut hangat dalam pesta-pesta politik, bahkan diberi jabatan strategis, sementara rakyat diminta untuk terus bersabar menunggu pemerataan kesejahteraan yang tak kunjung datang—maka negeri ini sedang berjalan mundur dengan langkah pasti. Penegakan hukum hanyalah etalase, yang dipajang rapi tapi kosong di dalamnya.

Inilah negeri yang membungkam nurani, dan merawat dusta. Negeri yang menjadikan kebohongan sebagai alat kekuasaan, dan kekuasaan sebagai dalih untuk membungkam kebenaran.

Yang jadi pertanyaan kini: sampai kapan rakyat akan bertahan dalam ilusi pembangunan dan pencitraan ini? Sampai kapan suara hati akan terus dipaksa diam oleh ancaman dan hukuman?

Mungkin, seperti kata penyair Rendra, “Negeri ini sedang sakit.” Tapi jangan-jangan, negeri ini sudah lama mati akal budinya—dan kita hanya sibuk merayakan pemakamannya dengan upacara-upacara kemunafikan.

 

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

Apa yang Kita Ketahui Tentang Pemakaman Paus Fransiskus

Next Post

Prabowo, Waspadalah!

Ali Syarief

Ali Syarief

Related Posts

Maraknya Prostitusi di IKN: Warisan Jokowi dan Ibu Pertiwi yang Dijual
Feature

Maraknya Prostitusi di IKN: Warisan Jokowi dan Ibu Pertiwi yang Dijual

July 9, 2025
Ditugaskan ke Papua: Antara Ikhlas Mati dan Dibuang Hidup-Hidup
Aya Aya Wae

Ditugaskan ke Papua: Antara Ikhlas Mati dan Dibuang Hidup-Hidup

July 9, 2025
Samsul, Ijazah, dan Universitas Pasar Pramuka
Aya Aya Wae

Samsul, Ijazah, dan Universitas Pasar Pramuka

July 9, 2025
Next Post
Prabowo: Pemimpin Zaman Sekarang Harus Terbuka terhadap Kritik

Prabowo, Waspadalah!

Mantan KPK Pencari Kerja

Mantan KPK Pencari Kerja

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Bereaksi Terhadap Aktifitas OTT KPK, Luhut Minta KPK ke Surga
Feature

Ilmu Seribu Bayangan Luhut Pandjaitan

by Karyudi Sutajah Putra
July 5, 2025
0

Oleh: Karyudi Sutajah Putra, Analis Politik Konsultan dan Survei Indonesia (KSI) Jakarta - Luhut Binsar Pandjaitan sepertinya punya ilmu seribu...

Read more
Perekat Nusantara Ultimatum Gibran: Mundur atau Dimundurkan!

Perekat Nusantara Ultimatum Gibran: Mundur atau Dimundurkan!

July 3, 2025
Jakarta Akan Punya RS Internasional 20 Triliun

Jakarta Akan Punya RS Internasional 20 Triliun

June 26, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
Maraknya Prostitusi di IKN: Warisan Jokowi dan Ibu Pertiwi yang Dijual

Maraknya Prostitusi di IKN: Warisan Jokowi dan Ibu Pertiwi yang Dijual

July 9, 2025
Ditugaskan ke Papua: Antara Ikhlas Mati dan Dibuang Hidup-Hidup

Ditugaskan ke Papua: Antara Ikhlas Mati dan Dibuang Hidup-Hidup

July 9, 2025
Samsul, Ijazah, dan Universitas Pasar Pramuka

Samsul, Ijazah, dan Universitas Pasar Pramuka

July 9, 2025
Perilaku Jadi Ideologi: PSI dan Absennya Kompas Moral

Perilaku Jadi Ideologi: PSI dan Absennya Kompas Moral

July 9, 2025
Gibran Syah Secara Legal (Hans Kelsen) dan Akan Rubuh Karena Tidak Legitimate (Max Weber)

Apa Jawab Gibran soal Penugasan ke Papua?

July 9, 2025
REBUTAN GABAH

Jangan Sentuh Harga Gabah! Petani Baru Bisa Tersenyum

July 9, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

Maraknya Prostitusi di IKN: Warisan Jokowi dan Ibu Pertiwi yang Dijual

Maraknya Prostitusi di IKN: Warisan Jokowi dan Ibu Pertiwi yang Dijual

July 9, 2025
Ditugaskan ke Papua: Antara Ikhlas Mati dan Dibuang Hidup-Hidup

Ditugaskan ke Papua: Antara Ikhlas Mati dan Dibuang Hidup-Hidup

July 9, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

 

Loading Comments...