Makassar – FusilatNews – Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Makassar Tahun 2025–2029 yang digelar di Tribun Lapangan Karebosi, Makassar, Senin (5/5/2025), diwarnai insiden dugaan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas.
Ketua National Paralympic Committee of Indonesia (NPCI) Kota Makassar, Erlangga Wahyu Pratama Irwan, yang turut hadir dalam acara tersebut, mengaku mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari seorang oknum Satuan Polisi Pamong Praja (SAPPOL PP) saat hendak memasuki area acara.
“Apakau bikin di sini? Ini acara resmi, tidak sembarang orang bisa datang dan masuk di sini,” ujar oknum tersebut dengan nada tinggi, sebagaimana ditirukan oleh Erlangga. Pernyataan itu bahkan disebut diulang-ulang meski Erlangga telah menunjukkan identitas resmi sebagai undangan.
Tidak hanya mempertanyakan kehadiran Erlangga, oknum SAPPOL PP itu juga meragukan keabsahan kartu identitas yang dibawa. “Di manako ambil itu kartu? Di manako dapat aidikar seperti itu? Aidikar itu tidak sembarang dicetak,” katanya.
Padahal, Musrenbang RPJMD 2025–2029 yang dibuka langsung oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, bersama Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin dan jajaran Forkopimda, merupakan forum resmi yang semestinya terbuka bagi semua elemen masyarakat, termasuk organisasi disabilitas.
Erlangga menyayangkan kejadian tersebut, mengingat semangat pembangunan inklusif selalu digaungkan pemerintah. Ia berharap ada klarifikasi resmi dari pihak penyelenggara, namun hingga acara selesai, pertemuan yang dijanjikan dengan oknum SAPPOL PP tersebut belum terealisasi.
“Saya hanya ingin ada klarifikasi dan permintaan maaf. Ini bukan soal pribadi, tapi soal martabat penyandang disabilitas yang seharusnya dihargai,” kata Erlangga kepada FusilatNews.
Pihak panitia maupun Pemkot Makassar hingga berita ini diturunkan belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut.