H. Rhoma Irama, atau lebih dikenal dengan sebutan Oma Irama, selain seorang legendaris yang berprofesi sebagai pemusik dan penyanyi irama melayu sejak akhir tahun 60-an, juga telah menjadi artis bintang layar lebar akhir tahun 70-an, dan pernah duduk di legislatif akhir 90-an. Kini, Oma juga dikenal sebagai seorang ustaz atau da’i.
Sebagai seorang figur publik, Oma Irama harus berhati-hati dalam berbicara di hadapan publik. Narasi yang disampaikan dapat dimanfaatkan oleh kelompok provokator yang ingin memecah belah bangsa, memicu kegaduhan terutama di kalangan umat Muslim di tanah air.
Dalam beberapa hari terakhir, pemberitaan ramai bersumber dari salah satu podcast Oma yang menghadirkan tamu KH Anas Kurdi. Dalam podcast tersebut, Oma menyampaikan pengalaman bertemu dengan “habib aneh dan nyeleneh”.
Oma menyebutkan bahwa ada “habib yang nyeleneh berasal dari Betawi yang mengajarkan ajaran bertentangan dengan Islam.” Namun, Oma tidak menyebut nama sosok tersebut, yang bisa menimbulkan fitnah dan pelanggaran hukum.
Selain itu, Oma juga membahas soal nasab Ba’alawi di Indonesia yang dianggap sebagai keturunan Rasulullah SAW. “Menurut para ahli nasab di dunia, Ba’alawi ini bukan dzuriyah nabi. Hal itu bisa dibuktikan dengan tes DNA karena hasil tes DNA bersifat final dan ilmiah,” ujarnya. Pernyataan ini seolah meragukan gelar Habib sebelum adanya hasil tes DNA, yang tentu bisa menyinggung para habaib.
Sebagai respons, Habib Bahar bin Smith menyampaikan protes melalui caranya yang khas. Ia menegaskan bahwa “para habaib yang berbuat salah tetap berdosa” dan meminta Oma untuk menyebutkan nama orang yang dimaksud serta waktu kejadian tersebut.
Untuk mengatasi isu ini, Oma harus mendapatkan seorang Habib yang diakui sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW untuk melakukan tes DNA. Jika tidak, Oma tidak memiliki hak untuk menghapus gelar Habib yang merupakan adat budaya dari Yaman.
Sehingga, Oma tidak boleh “asal lempar masalah” tanpa memberikan solusi yang tepat. Jika tidak, ia bisa dicap nyeleneh dan dianggap ingin membuat gaduh atau hanya mencari sensasi.
Sebagai saran, sebaiknya Oma bersikap gentleman, membuat klarifikasi dan permohonan maaf, serta bermawas diri dalam mempublikasikan pernyataan yang tidak perlu.
Referensi Berita: