Jakarta-Fusilatnews.–Gonjang-ganjing di kalangan elite Indonesia semakin memanas seiring debat Capres dan Cawapres menjelang Pemilihan Presiden tahun 2024, sementara mayoritas rakyat lebih membutuhkan dukungan sembako dan bantuan sosial. Kondisi ini dimanfaatkan oleh rezim Jokowi untuk memenangkan calon Olygarkhe Obor (One Belt One Road) untuk ketiga kalinya.
Kecurangan yang dilakukan rezim Jokowi terungkap dalam kampanye pembagian sembako di depan Istana Jakarta dengan menggunakan fasilitas aparatur negara untuk memenangkan 02 Gibran RK sebagai Wakil Presiden. Namun, Gibran yang merupakan anak Jokowi dinilai belum cukup berpengalaman dan belum mencapai usia yang matang untuk menjabat.
Abdul Aziz Baswedan, sepupu dari Profesor Anies Baswedan, menyampaikan hal ini dalam Konsolidasi Minang Pejuang Perubahan Pimpinan Yoza di markas Al Insan Pimpinan Mehdi. Ia menekankan pentingnya mempertahankan NKRI dan menyatakan bahwa kampanye Pilpres 2024 adalah sinyal ilahi untuk kemenangan Pasangan AMIN.
Selain itu, Capres Anies mulai tidak disukai oleh rezim setelah kasus KPK yang mengakibatkan pemecatan 37 karyawan, termasuk Novel Baswedan, yang kemudian dikembalikan ke tempat asalnya. Abdullah juga mengungkapkan informasi tentang upaya menjerat Anies dengan kasus korupsi, yang kemudian mempengaruhi deklarasi Capres Anies oleh Nasdem dan gagalnya AHY sebagai pasangan Anies.
Parpol pendukung Paslon AMIN mengalami kekurangan dana sehingga kampanye nyata didukung oleh LSM dan masyarakat dari berbagai lapisan, yang menginginkan perubahan melawan rezim oligarki KKN yang mengklaim bantuan bansos dari pribadi Jokowi. Rakyat lebih membutuhkan sembako dan kaos AMIN daripada debat politik.
Dalam kongkow malam di Avenue Area Antasari, beberapa simpul AMIN bersama-sama mempersiapkan diri menghadapi Pemilihan Presiden pada 14 Februari 2024 tanpa koordinasi pembayaran di kafe masing-masing.