Di Kota Tangerang, Amel, pedagang warung makanan, mengungkapkan, anggaran Rp 7.500 bisa mendapatkan setengah porsi nasi dan ikan tongkol satu potongan kecil. “Tidak pakai sayur,” katanya, Jumat. (19/7/2024)
Tangerang – Fusilatnews – Para pemilik warung dan perusahaan ketering di Tangerang pada awal antusias dan berharap dapat kontrak pembelian untuk makan bergizi gratis para siswa ssekola
Namun langsung loyo ketika Prabowo berniat menurunkan anggaran dari Rp 15.000,- per siswa menjadi Rp 7500 per siswa.
Lantas dapat makan apa saja untuk seporsi Rp 7.500?
Di Kota Tangerang, Amel, pedagang warung makanan, mengungkapkan, anggaran Rp 7.500 bisa mendapatkan setengah porsi nasi dan ikan tongkol satu potongan kecil. “Tidak pakai sayur,” katanya, Jumat. (19/7/2024)
Sementara untuk mendapatkan satu potong ayam tidak cukup. Karena harga ayam cukup mahal. “Satu potongnya saja Rp 8.000,” kata wanita pemilik Amel Katering itu.
Pilihannya lainnya dari besaran itu yakni nasi separuh dengan telur balado atau dadar. Itu pun tetap tanpa sayur. “Kalau mau pakai sayur bisa, tapi tanpa lauk, jadi nasi separuh sama sayur doang,” ujarnya.
Amel juga membuat pilihan lauk bila semisal anggaran sebesar Rp 15 ribu. Dengan uang sebesar itu dapat porsi nasi separuh, ayam goreng, sayur tumis, dan tempe goreng.
“Atau bisa juga nasi satu porsi, ayam, dan tumis sayur,” ujar wanita yang membuka warung di daerah Cipondoh itu.
Belum ada kepastian
Menurutnya, kebijakan mengenai anggaran makan bergizi gratis yang turun menjadi Rp7.500 per porsi ini masih digodok
“Jadi ini masih dalam proses pematangan. Tetapi insya Allah berapapun nilainya yang penting memenuhi standar, standar untuk kesehatan,” katanya.
Wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka menyebut belum ada kepastian soal pemangkasan anggaran makan bergizi gratis yang menjadi programnya dengan presiden terpilih Prabowo Subianto ke depan.
“Kata siapa, tunggu kepastiannya dulu,” kata Gibran saat ditanya soal pemangkasan anggaran program makan bergizi di Solo, Jawa Tengah, Kamis. Kemarin
Ia juga meminta media massa untuk tidak memberitakan hal yang belum pasti.
“Ditunggu dulu, jangan memberitakan hal-hal yang belum pasti,” ucap Gibran.