Isra Mi’raj adalah salah satu peristiwa agung dalam Islam yang penuh dengan makna spiritual, keimanan, dan kebesaran Allah. Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, dilanjutkan dengan Mi’raj ke langit hingga Sidratul Muntaha, bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan batin yang sarat akan pesan Ilahi. Dalam surah Al-Isra ayat 1, Allah SWT berfirman:
“Subhanalladzi asra bi ‘abdihi laylan minal masjidil haram ilal masjidil aqsa alladzi barakna haulahu linuriyahu min ayatina, innahu huwas sami’ul basir.”
Ayat ini memuat kata kunci yang sangat mendalam, yaitu “linuriyahu”, yang berarti “agar Kami memperlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.” Kata ini menjadi inti dari pemahaman tentang kebesaran Allah yang ditunjukkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan yang penuh mukjizat ini.
Makna Kebesaran Allah Melalui “Linuriyahu”
1. Menyadarkan Akan Keterbatasan Akal Manusia
Perjalanan Isra Mi’raj menembus dimensi ruang dan waktu merupakan bukti nyata bahwa akal manusia memiliki batas. Dalam ranah keilmuan, manusia mencoba memahami fenomena alam semesta dengan segala keterbatasannya. Namun, kebesaran Allah melampaui semua itu. Melalui linuriyahu, Allah menunjukkan bahwa ada wilayah yang hanya dapat dijangkau oleh iman dan kepercayaan kepada-Nya. Peristiwa ini menjadi tanda bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup, betapa pun sulit dipahami, adalah bagian dari kebijaksanaan Allah.
2. Bukti Kekuasaan Allah yang Maha Tak Terbatas
Melalui Isra Mi’raj, Nabi Muhammad SAW diperlihatkan ayat-ayat Allah yang mencerminkan kekuasaan-Nya di seluruh penjuru langit. Rasulullah menyaksikan surga dan neraka, bertemu dengan para nabi terdahulu, hingga berhadapan langsung dengan Allah di Sidratul Muntaha. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa kehidupan dunia hanyalah sebagian kecil dari skema besar ciptaan Allah. Kebesaran-Nya melingkupi seluruh alam semesta, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.
3. Menguatkan Keimanan Melalui Tanda-Tanda Ilahi
Kata linuriyahu juga mengajarkan pentingnya mengenali dan merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah di sekitar kita. Setiap detil ciptaan-Nya, mulai dari hembusan angin, gemuruh ombak, hingga keteraturan planet di jagat raya, adalah ayat-ayat yang seharusnya memperkuat iman kita. Isra Mi’raj menjadi pengingat bahwa Allah senantiasa memberikan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada siapa saja yang mau merenung dan membuka hati.
Isra Mi’raj: Pembelajaran bagi Umat Manusia
1. Shalat sebagai Inti Kehidupan
Salah satu hasil besar dari Isra Mi’raj adalah perintah shalat lima waktu. Shalat adalah bentuk komunikasi langsung antara manusia dan Allah, mengingatkan kita akan hubungan vertikal yang tak boleh terputus. Dalam setiap gerakan dan doa shalat, kita mengakui kebesaran Allah sebagaimana yang disaksikan oleh Rasulullah SAW dalam perjalanan Mi’raj.
2. Keyakinan pada Hal Gaib
Peristiwa Isra Mi’raj mengajarkan bahwa iman kepada Allah dan hal-hal gaib adalah dasar dari keislaman. Rasulullah SAW menerima peristiwa ini dengan penuh keyakinan, dan umat Islam diperintahkan untuk mengikuti jejak tersebut. Keyakinan kepada hal gaib, seperti surga, neraka, dan hari pembalasan, memotivasi manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih baik di dunia ini.
3. Menjadi Hamba yang Bersyukur
Kata linuriyahu juga mengandung pesan bahwa Allah memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya sebagai bentuk kasih sayang kepada hamba-hamba-Nya. Perjalanan Isra Mi’raj adalah karunia luar biasa yang seharusnya disyukuri oleh umat Islam. Kita diajak untuk selalu merenungkan nikmat Allah yang tak terhingga dan menggunakannya sebagai bekal untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Kesimpulan
Isra Mi’raj bukan hanya sekadar perjalanan Nabi Muhammad SAW, tetapi juga refleksi mendalam tentang kebesaran Allah yang ditunjukkan melalui kata linuriyahu. Peristiwa ini mengajarkan kita untuk terus merenungkan tanda-tanda kebesaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari, memperkuat iman, dan menjalani hidup sebagai hamba yang penuh syukur.
Sebagaimana Rasulullah SAW menerima peristiwa Isra Mi’raj dengan penuh keyakinan dan keteguhan, kita sebagai umatnya juga diajak untuk menjadikan keimanan sebagai cahaya penuntun dalam memahami kebesaran Allah. Perjalanan spiritual ini adalah pengingat bahwa kebesaran Allah melampaui segala sesuatu, dan hanya melalui iman yang kuat kita dapat memahami sebagian kecil dari keagungan-Nya.