Oleh: Karyudi Sutajah Putra

Jakarta, Fusilatnews – “Kita akan terus berjihad melawan koruptor dan biang kerok yang ada di Indonesia,’ kata Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab usai mengurus berkas pembebasan murni dirinya di Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di Jakarta Pusat, Senin (10/6/2024).
Sebelumnya, pada Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019, HRS selalu menyerukan komando jihad, terutama kepada para pengikutnya untuk melawan segala bentuk kecurangan.
Pada Pilkada DKI Jakarta 2017, HRS mendukung Anies Baswedan yang saat itu berpasangan dengan Sandiaga Uno melawan pasangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat sebagai cagub-cawagub. Anies-Sandi keluar sebagai pemenang.
Adapun di Pilpres 2019, HRS mendukung Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Sandiaga Uno melawan Joko Widodo-Ma’ruf Amien sebagai capres-cawapres. Prabowo-Sandi kalah.
Pada Pilpres 2024, ketika Anies yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar berhadapan dengan Prabowo-Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md sebagai capres-cawspres, HRS mendukung Anies-Muhaimin. Akan tetapi, dukungan itu tak disuarakan lantang, apalagi disertai komando jihad, karena HRS sedang menjalani bebas bersyarat dari hukuman 2 tahun 8 bulan penjara. Jika melakukan gerakan politik, maka HRS bisa langsung dimasukkan ke sel lagi. Akhirnya Anies-Muhaimin kalah.
Apakah di Pilkada Jakarta 2024 nanti HRS akan kembali mendukung Anies? “Wait and see (menunggu dan melihat),” kata Aziz Yanuar, Juru Bicara HRS, seperti dilansir sebuah media baru-baru ini.
Diketahui, Anies sudah didukung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai cagub di Pilkada Jakarta 2024 yang akan digelar pada 27 November mendatang. Partai Nasdem segera menyusul.
Aziz Yanuar mengatakan, arah dukungan HRS di Pilkada Jakarta 2024 masih samar. Artinya, dukungan HRS pada pilkada kali ini belum tentu serupa dengan Pilkada DKI Jakarta 2017.
HRS disebut masih mempertimbangkan banyak hal, salah satunya mengenai partai politik pengusung cagub-cawagub Jakarta.
Kini, para pengikut HRS sedang menunggu komando jihad ulama kharismatik itu. Apalagi ia sudah bebas murni sehingga bisa leluasa melakukan gerakan politik. Termasuk menyerukan komando jihad. Tidak hanya jihad melawan koruptor, tapi juga jihad melawan semua biang kerok atau “throuble maker” (pembuat kekacauan) di negeri ini. Termasuk kecurangan pilkada.
Lalu, apa yang HRS tunggu?
Salah satunya adalah parpol apa saja yang akan mengusung cagub. Sejauh ini, sekali lagi Anies sudah didukung PKB, PKS dan segera menyusul Nasdem.
Di sisi lain, PDIP juga disebut sedang mempertimbangkan untuk mendukung Anies. Jika ini benar terjadi, maukah HRS mendukung Anies mengingat hubungannya dengan PDIP selama ini ibarat air dengan minyak?
Mendukung cagub yang didukung Presiden Jokowi pun nyaris tak mungkin bagi HRS karena hubungannya dengan wong Solo itu sejauh ini juga ibarat air dengan minyak.
Begitu pun untuk mendukung cagub yang didukung Prabowo dan Partai Gerindra, juga nyaris mustahil bagi HRS yang pernah kecewa berat karena Ketua Umum Partai Gerindra itu berbalik bergabung dengan Jokowi dengan bersedia menjadi Menteri Pertahanan. Padahal, HRS pada Pilpres 2019 mati-matian mendukung Prabowo. Bekas Komandan Jenderal Kopassus itu pun dicap sebagai pengkhianat.
Alhasil, sampai kapan HRS akan menimbang-nimbang dukungannya bagi cagub di Pilkada Jakarta 2024?
Kita tidak tahu pasti. Yang jelas, kini para pengikutnya sedang menunggu komando jihad dari HRS.
Akankah sampur dukungan itu jatuh ke pundak Anies?
Kita tidak tahu pasti. Yang jelas, komando jihad dari HRS itu sangat penting bagi cagub siapa pun karena pengikutnya di Jakarta masih cukup banyak.