“Kami belum hitung Pak Anies-Sohibul sebagai paslon yang definitif,” kata Habiburokhman
Jakarta – Fusilatnews – Dewan Pimpinan Tingkat Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memutuskan mengusung pasangan Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon gubernur dan Mohamad Sohibul Iman sebagai bakal calon wakil gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta tahun 2024.
Presiden PKS Ahmad Syaikhu saat pembukaan Sekolah Kepemimpinan Partai DPP PKS, mengaskan
“Maka Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) PKS pada rapatnya di hari Kamis, 20 Juni 2024 telah memutuskan mengusung Bapak Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon gubernur dan Bapak Mohamad Sohibul Iman sebagai bakal calon wakil gubernur pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2024,” kata Saikhu di Jakarta, Selasa.
Menurut Saikhu struktur DPW PKS DKI Jakarta sebelumnya telah mengusulkan beberapa nama bakal calon gubernur DKI Jakarta ke DPP PKS,
Termasuk di antaranya Anies Rasyid Baswedan dan Mohamad Sohibul Iman.
Saikhu menyebut nama-nama yang ada kemudian dibahas dalam Rapat Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP)
Dengan mempertimbangkan calon yang memiliki rekam jejak pengalaman kepemimpinan di eksekutif maupun legislatif, memiliki kredibilitas dan kapasitas, serta peluang menangnya besarPKS meyakini pasangan Anies-Sohibul sudah memiliki kualifikasi yang mumpuni dan serasi untuk memimpin Jakarta.
“Rekam jejaknya terlihat baik. Memiliki kredibilitas dan ada kapasitas peluang untuk menang besar,” kata Syaikhu.
Usai menghadiri rapat kerja Komisi III di Gedung Nusantara II DPR, Rabu, (26/6/2024).
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menilai pasangan Anies-Sohibul belum pasti karena jumlah kursi PKS di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta belum memenuhi syarat mengusung calon dalam Pilgub Jakarta 2024.
“Kami belum hitung Pak Anies-Sohibul sebagai paslon yang definitif,” kata Habiburokhman
Meski PKS menguasai pemilu legislatif atau Pileg Jakarta, partai itu hanya meraih 18 kursi. Adapun syarat minimal bagi partai untuk mengusung calon sendiri harus memiliki 22 kursi. Sehingga, PKS perlu berkoalisi dengan partai lain karena butuh 4 kursi lagi.
Habiburokhman menegaskan Gerindra beserta Koalisi Indonesia Maju (KIM) akan berupaya berkompetisi dengan parpol lain dalam memenangkan Pilgub Jakarta. Dia juga mengaku komunikasi dengan parpol di luar KIM masih terjalin.
“Kami intensifkan karena waktunya semakin dekat ya. Ini enggak bisa berlama-lama juga. Harus segera muncul nama,” tutur Wakil Ketua Komisi III DPR itu.
Habiburrohman juga mengatakan Gerindra masih mencari sosok terbaik untuk diajukan. Dia juga menyinggung nama mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau RK.
“RK juga kan enggak bisa paksakan karena kan Gerindra enggak cukup. Jadi harus dijajaki dengan rekan-rekan partai politik yang lain,” ujarnya
Meski PKS menguasai pemilu legislatif atau Pileg Jakarta, partai itu hanya meraih 18 kursi. Adapun syarat minimal bagi partai untuk mengusung calon sendiri harus memiliki 22 kursi. Sehingga, PKS perlu berkoalisi dengan partai lain karena butuh 4 kursi lagi.
Sedangkan Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional atau PAN, Eddy Soeparno, mengatakan partainya mengapresiasi langkah PKS yang mendukung Anies dan Sohibul, yang keduanya merupakan mantan rektor Universitas Paramadina.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI itu menyatakan dialog dan diskusi antarpartai politik masih terus berjalan. Dia juga menyebut parpol anggota KIM kini sedang meninjau mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebagai pesaing Anies Baswedan.
“Sejauh ini, nama yang beredar adalah Ridwan Kamil,” kata Eddy saat ditemui di Gedung DPR, Rabu, (26/6/2024).
Eddy mengakui RK adalah kader Partai Golkar yang juga diproyeksikan maju pada Pilgub Jawa Barat. Di sisi lain, kata Eddy, KIM masih menunggu kepastian partai beringin untuk mengajukan kadernya itu maju di Pilgub Jakarta.
“Sampai saat ini dalam pembahasan kami melihat Pak RK adalah kader Golkar, jadi ibaratnya yang perlu mengikhlaskan terlebih dahulu adalah Partai Golkar,” tuturnya.
Dia pun menyatakan, apa pun hasil pertemuan para ketua umum parpol KIM, dia berharap KIM akan sepakat mengusung pasangan calon yang sama.
“Kami akan sama-sama mengajukan pasangan calon yang kita anggap mumpuni di Pilgub DKI,” ucapnya.
Sedangkan di kubu Golkar sendiri menegaskan Komunikasi politik juga dilakukan dengan berbagai partai politik, termasuk PKS.
“Sebenarnya karena kita bicara tentang KIM, lebih khusus lagi dengan Prabowo, ya hubungan antara Prabowo dengan PKS tahun 2014, kebetulan saya ketua koalisinya itu, kita sangat dekat,” kata dia di Jakarta, Rabu (26/6/2024).
Karena itu, Partai Golkar maupun KIM tidak pernah ada masalah dengan PKS. Artinya, komunikasi politik dengan PKS juga disebut wajar untuk dilakukan, termasuk untuk Pilgub DKI Jakarta.
Komunikasi politik itu dianggap sejumlah pihak sebagai upaya dari KIM untuk menjegal Anies di Pilgub DKI Jakarta.
“Meskipun pada waktu itu kalau kita lakukan komunikasi politik tiba-tiba muncul suatu respons lagi, wah KIM ini gak benar nih ingin menjegal Anies. Saya katakan ndak ada sama sekali,” ujar Idrus.
Idrus menegaskan yang terpenting dalam dunia politik itu adalah adu strategi. Menurut dia, komunikasi yang dilakukan dengan PKS juga merupakan bagian dari strategi.
Faktanya saat ini PKS telah menentukan untuk mengusung Anies-Sohibul dalam Pilgub DKI Jakarta. “Jadi kita hadapi saja. Kata Gus Dur gitu aja kok repot,” ujar dia.