MITO, Polisi Jepang pada hari Senin menangkap 12 pria yang baru kembali dari Kamboja karena diduga terlibat dalam penipuan telepon, setelah beberapa dari mereka mengklaim bahwa mereka adalah korban kerja paksa di negara Asia Tenggara tersebut.
Ke-12 pria ini bekerja di sebuah kasino di provinsi Svay Rieng, Kamboja, di mana polisi setempat melakukan penggerebekan setelah menerima laporan tentang praktik kerja yang tidak manusiawi. Kasus ini terungkap setelah beberapa pria tersebut meminta bantuan dari kedutaan Jepang di Phnom Penh.
Mereka telah berada dalam perlindungan polisi Kamboja sejak bulan Agustus sebelum diterbangkan kembali ke Jepang. Mereka tiba di Bandara Haneda dan Narita pada Senin pagi.
Menurut pihak kepolisian Jepang, ke-12 pria tersebut ditangkap karena diduga menipu seorang wanita berusia 40-an dari Prefektur Toyama sebesar sekitar 2 juta yen pada bulan Agustus dengan menyamar sebagai petugas polisi melalui telepon.
Tim investigasi bersama yang terdiri dari kepolisian prefektur Miyagi, Ibaraki, Toyama, dan Nara meyakini bahwa para tersangka, yang termuda di antaranya masih remaja, melamar pekerjaan di Kamboja setelah melihat iklan palsu di media sosial yang menawarkan “pekerjaan mudah dengan gaji tinggi,” namun mereka ternyata terlibat dalam melakukan panggilan penipuan.
Serangkaian kasus penipuan oleh kelompok Jepang menggunakan lokasi di negara-negara Asia Tenggara sebagai tempat persembunyian telah terjadi. Pada bulan November tahun lalu, otoritas Kamboja mendeportasi 25 pria Jepang karena diduga mengoperasikan jaringan penipuan telepon di Phnom Penh.