Penyebaran virus Covid-19 menunjukkan tren perbaikan. Melihat penurunan kasus di banyak wilayah, sejumlah pihak pun meyakini ini menjadi pertanda pandemi Covid-19 bakal berakhir.
Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan fase akut pandemi kemungkinan bisa berakhir tahun 2022 ini. Namun dengan catatan sekitar 70% populasi dunia telah mendapatkan vaksinasi.
“Harapan kami fase akut pandemi akan berakhir tahun ini, tentu dengan satu syarat, (target tercapai) vaksinasi 70% pada pertengahan tahun ini sekitar Juni, Juli,” ungkapnya dikutip dari Al Jazeera, Minggu (13/3/2022).
Menurutnya untuk memenuhi target vaksinasi merupakan suatu pilihan. Ketika target vaksinasi dilakukan, fase akut bisa benar-benar berakhir.
Bicara terpisah, Direktur Darurat WHO Michael Ryan mengatakan 2022 akan menjadi titik balik pandemi yang bisa berubah statusnya menjadi endemi. Menurut KBBI, endemi berarti penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu golongan masyarakat.
“Apa yang perlu kita lakukan adalah mencapai tingkat kejadian penyakit yang rendah dengan vaksinasi maksimum dari populasi kita sehingga tak ada yang harus mati. Itulah akhir dari keadaan darurat dalam pandangan saya. Itulah akhir dari pandemi,” kata Ryan dikutip dari CNBC Internasional.
Meski demikian, prediksi WHO berbeda dengan perkiraan Presiden Global Pfizer Vaccines, Nanette Cocero. Dia memperkirakan pandemi baru akan selesai dua tahun lagi atau pada 2024 mendatang.
“Kami percaya Covid-19 akan bertransisi ke keadaan endemi, berpotensi pada tahun 2024,” ungkapnya, dikutip CNBC Internasional.
Kementerian Kesehatan menyampaikan bahwa agar pandemi Covid-19 di Indonesia beralih menjadi endemi, diperlukan waktu dan persiapan yang panjang. Untuk menjadi endemi, laju penularan Covid-19 di Indonesia harus berada di bawah 1.
“Kita jangan bicara dulu masuk fase endemi. Sekarang fasenya bagaimana pandemi ini terkendali kemudian kita masuk ke fase yang kita sebut pra-endemi, baru kemudian kita nyatakan sebagai endemi,” ujar juru bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi dikutip detikcom.