Di akhir Oktober 2021, utang kita masih diangka Rp. 6.687,28 Trilyun. Sementara pada akhir November 2021, utang pemerintahan Jokowi, sudah berubah menjadi Rp.6.713,24 Trilyun. Data tersebut di dapat dari laman APBN Kita, Kemenkeu RI.
“Kalau belanja bagus, jadi infra struktur bagus, SDM berkualitas buat Indonesia, ekonomi tumbuh, pasti bisa bayar lagi utangnya:, kata Sri Mulyani yg dikutip oleh TIMES Indonesia.
Pada pernyataan lain Sri Mulyani juga mengatakan, bahwa tahun 2022 ini, siap-siap pajak akan dinaikan.
Sementara Luhut Binsar Panjaitan juga mengatakan, beberapa pihak yang mengkritik utang Pemerintah, dituding membodohi masyarakat, karena apa yang dilakukan oleh Pemerintah, nantinya akan juga dirasakan oleh masyarakat luas. Jangan rakyat dibodohi utang Rp 6.000 Trilyun, katanya.
Ctata lain, bahwa tahun ini, Pemerintah harus memenuhi pembayaran bunga utang dalam RAPBN 2022 sebesar Rp 405,87 triliun. Angka tersebut naik 10,8% dari outlook APBN 2021 yang sebesar Rp 366,2 triliun.
Dalam Buku Nota Keuangan RAPBN 2022 dijelaskan, program pengelolaan utang negara pada RAPBN 2022 terdiri atas pembayaran bunga utang dalam negeri sebesar Rp 393,7 triliun dan Rp 12,2 trilyun untuk pembayaran bunga utang luar negeri.
“Pertumbuhan pembayaran bunga utang pada 2022 tersebut lebih rendah apabila dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2021 yang sebesar 16,6% (terhadap tahun 2020),” dokumen Buku Nota Keuangan RAPBN 2022