Strategi Manajemen Talenta
Strategi sangat berperan penting dalam memenangkan persaingan di dunia usaha, termasuk bagaimana sebuah perusahaan menerapkan strategi manajemen talenta-nya. Hal ini menjadi penting apabila kita melihat sebagian besar kelangsungan perusahaan/korporat ditentukan oleh operasional sehari-hari dalam satu tahun keuangan atau istilah yang sering diucapkan adalah Cashflow Positif. Laporan-laporan harian, mingguan atau bulanan dijadikan dasar proyeksi triwulanan yang digunakan untuk memantau prestasi berdasarkan rencana bisnis tahunan (business plan). Perubahan-perubahan eksternal dan internal harus diakomodasi, seperti peluncuran brand baru atau program baru, termasuk budaya baru yang dikembangkan secara terus menerus berkesinambungan.
Aktivitas sehari-hari terus berjalan yang pada akhirnya memberi dampak, dan terus menjadi dasar untuk menyusun dan menyajikan laporan kinerja tahunan. Tekanan untuk mengelola aktivitas dalam periode waktu tertentu akan cenderung membentuk mentalitas “bertahan”, dimana setiap individu dipaksa menerima cara-cara atau mengadopsi strategi – strategi yang memungkinkan mereka menyelesaikan pekerjaan pada tingkat “memuaskan saja”, atau yang penting memenuhi target yang ditentukan oleh pimpinan.
Bila sudah demikian strategi apa yang harus diterapkan ????
Sasaran utama dari strategi manajemen talenta adalah menghentikan model bertahan dan memicu mentalitas berprestasi. Kinerja didorong melalui praktik, proses dan orang. Dengan orang yang tepat, implementasi praktek (apa yang kita lakukan) dan proses (bagaimana kita melakukannya) akan menghasilkan peningkatan kinerja. Para karyawan yang bertalenta juga akan menemukan cara memperbaiki praktek maupun proses dalam upaya mencapai kinerja superior.
Tentu saja agar bermanfaat, strategi manajemen talenta harus sejalan dengan budaya perusahaan yang ada. Pada perusahaan yang benar-benar memiliki budaya “menghargai karyawan”, akan terdapat sejumlah indikator/perwujudan yang meliputi hal-hal berikut :
- proses perekrutan terstruktur
- program pengembangan dan keterampilan resmi
- dewan promosi resmi
- program evaluasi kinerja tahunan yang komprehensif
- fungsi SDM yang benar-benar cakap
- penghormatan yang tulus kepada individu dan keinginan untuk mengembangkan potensi individu karyawan.
Sementara pada level manajerial, terdapat fokus yang kuat pada dimensi-dimensi seperti :
- pengembangan tim dan kepemimpinan
- pengembangan dan pelatihan staf
- coaching dan mentoring staf,
dan juga pada pengukuran kinerja fungsional dan pencapaian target.
Intinya adalah bahwa proses dan praktik yang ada mendukung pernyataan bahwa karyawan adalah aset yang benar-benar dihargai, tidak hanya sekadar dalam tataran wacana.
Oleh : Feisal Assegaf “ASR Consulting”