Dalam keanekaragaman budaya dunia, kalender sering menjadi refleksi dari sistem kepercayaan, pandangan kosmis, dan nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat. Dua perayaan besar yang berakar pada sistem kalender lunar adalah Tahun Baru China dan Tahun Baru Islam. Keduanya menggunakan perhitungan peredaran bulan sebagai dasar, namun masing-masing memiliki karakteristik unik yang mencerminkan kedalaman tradisi dan spiritualitasnya.
Tahun Baru China: Merayakan Siklus Kehidupan dan Keluarga
Tahun Baru China, atau yang dikenal sebagai Imlek, merupakan salah satu perayaan terbesar dalam budaya Tionghoa. Berakar dari kalender lunar yang juga mempertimbangkan elemen matahari (lunisolar), perayaan ini menandai awal musim semi dan biasanya jatuh antara akhir Januari hingga pertengahan Februari. Siklus dua belas tahun dalam kalender lunar Tionghoa diwakili oleh dua belas hewan zodiak, dari tikus hingga babi, yang masing-masing dipercaya membawa keberuntungan dan sifat tertentu bagi tahun tersebut.
Makna Tahun Baru China sangat erat dengan konsep harmoni, keberuntungan, dan rasa syukur. Momen ini menjadi waktu untuk membersihkan rumah sebagai simbol pengusiran nasib buruk, menghias dengan warna merah untuk mengundang keberuntungan, dan berkumpul dengan keluarga untuk makan malam bersama. Filosofi di balik perayaan ini adalah memulai tahun baru dengan pikiran yang bersih, semangat baru, dan harapan akan rejeki yang melimpah.
Tradisi lain yang menonjol adalah pemberian angpao (amplop merah berisi uang), kembang api untuk mengusir roh jahat, serta tarian barongsai yang melambangkan keberanian dan kekuatan. Semuanya mencerminkan penghormatan mendalam terhadap leluhur, keutuhan keluarga, dan siklus kehidupan yang terus berputar.
Tahun Baru Islam: Refleksi dan Spiritualitas
Berbeda dengan Tahun Baru China, Tahun Baru Islam atau 1 Muharram lebih bersifat spiritual. Sistem kalender Islam, yang dikenal sebagai kalender Hijriyah, sepenuhnya berbasis peredaran bulan, sehingga durasi satu tahunnya lebih pendek sekitar 10–12 hari dibanding kalender masehi. Inilah sebabnya mengapa Tahun Baru Islam bergeser setiap tahun dalam kalender masehi.
Perayaan Tahun Baru Islam adalah momen refleksi bagi umat Muslim untuk mengingat perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, yang menjadi titik awal perhitungan kalender Islam. Hijrah sendiri melambangkan perubahan menuju kehidupan yang lebih baik, perjuangan spiritual, dan pengorbanan demi kebenaran.
Berbeda dengan perayaan Tahun Baru pada umumnya, 1 Muharram tidak diisi dengan kemeriahan besar. Sebaliknya, umat Muslim memperingati hari ini dengan mendekatkan diri kepada Allah melalui doa, dzikir, dan membaca Al-Qur’an. Banyak juga yang memanfaatkan momen ini untuk berbagi dengan sesama, seperti menyantuni anak yatim atau membantu kaum dhuafa, sebagai bentuk manifestasi cinta kasih dalam Islam.
Persamaan dan Perbedaan: Nilai di Balik Tradisi Lunar
Kedua perayaan ini, meski berasal dari latar belakang budaya dan agama yang berbeda, sama-sama menggunakan perhitungan bulan sebagai acuan waktu. Tahun Baru China menonjolkan kemeriahan dan kebersamaan, sementara Tahun Baru Islam lebih menitikberatkan pada kontemplasi dan spiritualitas. Namun, di balik perbedaan tersebut, ada benang merah yang menyatukan keduanya: pengharapan akan awal yang baru dan upaya memperbaiki diri di masa mendatang.
Pada Tahun Baru China, semangat kebersamaan keluarga dan harmoni menjadi inti dari perayaan. Sedangkan dalam Tahun Baru Islam, nilai hijrah sebagai simbol perubahan ke arah yang lebih baik menginspirasi umat Muslim untuk memperkuat keimanan dan hubungan dengan sesama manusia.
Menghidupkan Kembali Semangat Lunar dalam Kehidupan Modern
Dalam era modern yang sering kali sibuk dan penuh tekanan, kedua perayaan ini mengingatkan kita pada pentingnya kembali ke akar budaya dan spiritualitas. Tahun Baru China dengan tradisinya mengajarkan kita untuk menghargai keluarga dan siklus kehidupan, sedangkan Tahun Baru Islam mengingatkan pada pentingnya refleksi diri dan hubungan spiritual dengan Sang Pencipta.
Semoga semangat dari kedua tahun baru berbasis kalender lunar ini tidak hanya menjadi momen perayaan sesaat, tetapi juga inspirasi untuk menjalani kehidupan yang lebih baik, penuh makna, dan harmonis sepanjang tahun. Selamat Tahun Baru!