Washington DC — Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menciptakan kontroversi dengan seruannya untuk menghancurkan Iran jika dirinya menjadi korban pembunuhan. Melalui media sosial Truth Social pada Kamis (25/7/2024), Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat harus menghapus Iran dari muka bumi jika Iran berhasil membunuhnya.
Seruan Trump ini muncul setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam pidatonya di Kongres AS, mengungkapkan dugaan rencana Iran untuk membunuh Trump. Hal ini memicu peningkatan pengamanan oleh Secret Service setelah intelijen AS mendapatkan informasi tentang ancaman tersebut.
Hubungan antara AS dan Iran telah lama tegang, terutama setelah Trump memerintahkan pembunuhan komandan IRGC Qassem Soleimani pada tahun 2020. Iran membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa mereka memilih jalur hukum untuk menuntut Trump atas kematian Soleimani.
Peningkatan Keamanan dan Ancaman Iran
Media melaporkan bahwa ancaman ini telah menyebabkan peningkatan pengamanan terhadap Trump dan mantan pejabat lainnya, termasuk John Bolton dan Mike Pompeo. Seruan terbaru Trump ini mengingatkan publik pada ancaman-ancaman serupa yang pernah ia lontarkan terhadap Iran dan Korea Utara selama masa kepresidenannya.
Tanggapan dan Implikasi
Dewan Keamanan Nasional AS menyebut ancaman ini sebagai bagian dari upaya Iran untuk membalas dendam atas pembunuhan Soleimani. Sementara itu, pihak Iran menyatakan bahwa tuduhan ini tidak berdasar dan bermaksud jahat.