Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan berkantor di Ibu Kota Nusantara (IKN) selama tiga hari, mulai Senin, 29 Juli 2024. Deputi Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, M Yusuf Permana, mengonfirmasi hal ini. Langkah ini menimbulkan berbagai pertanyaan mengenai efektivitas dan tujuan dari keputusan tersebut.
Efektivitas Berkantor di IKN Selama Tiga Hari
Seiring dengan kemajuan teknologi dan pengalaman “work from home” (WFH) yang diperoleh selama pandemi COVID-19, banyak yang meragukan urgensi berkantor hanya selama tiga hari di IKN. Dengan kemampuan untuk bekerja secara jarak jauh, perjalanan singkat ke IKN mungkin dianggap tidak produktif dan lebih bersifat simbolis daripada substansial.
Biaya dan Manfaat
Perjalanan ke IKN tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Dari transportasi hingga akomodasi dan pengamanan, semua itu memerlukan anggaran yang tidak kecil. Di tengah berbagai tantangan ekonomi yang dihadapi oleh bangsa, penggunaan anggaran untuk perjalanan yang mungkin tidak memberikan manfaat langsung bagi masyarakat luas dapat dianggap sebagai pemborosan.
Tujuan dan Fokus di IKN
Jika tujuan dari perjalanan ini adalah untuk memberikan dukungan moral atau simbolis terhadap pembangunan IKN, maka ini harus jelas disampaikan kepada publik. Masyarakat perlu mengetahui apa yang diharapkan dari keberadaan Presiden di IKN selama tiga hari tersebut. Apakah akan ada pertemuan penting, keputusan strategis, atau inisiatif baru yang akan diambil selama berada di sana?
Transparansi dan Akuntabilitas
Pemerintah harus transparan mengenai tujuan dan hasil yang diharapkan dari perjalanan ini. Informasi rinci tentang kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama tiga hari di IKN akan membantu publik memahami dan menilai pentingnya keputusan ini. Transparansi semacam ini juga dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap kebijakan pemerintah.
Pengaruh Terhadap Pembangunan IKN
Jika berkantor di IKN selama tiga hari dimaksudkan untuk memantau langsung progres pembangunan, maka hal ini perlu dibuktikan dengan langkah-langkah nyata yang diambil selama kunjungan tersebut. Masyarakat ingin melihat hasil konkret dari setiap tindakan yang diambil oleh pemerintah, bukan sekadar simbolisme.
Kesimpulan
Berkantor selama tiga hari di IKN oleh Presiden Jokowi menimbulkan banyak pertanyaan terkait efektivitas, biaya, tujuan, dan manfaatnya. Dalam era di mana teknologi memungkinkan fleksibilitas kerja yang tinggi, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil memberikan manfaat nyata bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Transparansi dan akuntabilitas dalam keputusan ini akan sangat dihargai oleh publik.