• Login
ADVERTISEMENT
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content
No Result
View All Result
Fusilat News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Feature

Analisis Kontradiksi Damai Hari Lubis dan Richard Dawkins: Menyingkap Delusi dan Decay Pemikiran Jokowi

Ali Syarief by Ali Syarief
October 14, 2024
in Feature, Politik
0
Antara Gibran, Anwar Usman – Jokowi dan Pilpres 2024  Dalam Perspektif Hukum Prof. Suteki
Share on FacebookShare on Twitter

Damai Hari Lubis dan Richard Dawkins adalah dua figur yang masing-masing mengangkat istilah delusi dalam konteks berbeda namun berpotensi saling berkaitan ketika dibedah lebih lanjut. Lubis menggunakan istilah ini dalam ranah politik dan hukum di Indonesia, sementara Dawkins merumuskannya dalam konteks agama dan evolusi. Namun, jika kita membandingkan dua penulis ini dan melibatkan kritik terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kita dapat menemukan kontras yang menonjol di antara karya mereka, serta relevansi dengan situasi politik Indonesia saat ini.

Richard Dawkins dan “Delusion of God”

Richard Dawkins, dalam bukunya The God Delusion, mengkritik keyakinan agama sebagai bentuk “delusi”, suatu keyakinan tanpa dasar rasional yang dipercaya meski ada bukti yang bertentangan. Dawkins menentang gagasan bahwa keberadaan Tuhan adalah sesuatu yang pasti, dan menganggap agama sebagai ancaman bagi kemajuan intelektual manusia. Bagi Dawkins, keyakinan agama sering kali menghambat manusia dalam berpikir kritis, karena dogma agama cenderung bersifat stagnan dan anti-sains.

Jika kita tarik paralel ini ke dalam dunia politik, terutama ketika menelaah kepemimpinan Jokowi, kita bisa mengamati beberapa kemiripan. Pemimpin Indonesia ini sering kali dilihat sebagai sosok yang berfokus pada pembangunan infrastruktur dan stabilitas politik, namun dalam praktiknya, pengambilan keputusannya kerap diwarnai oleh kontradiksi yang menimbulkan “delusi” tentang kebijakan dan komitmen politiknya.

Seperti agama dalam konteks Dawkins yang digunakan sebagai alat untuk membenarkan tindakan yang tidak selalu logis, kebijakan Jokowi sering kali diwarnai oleh retorika yang indah namun tidak berakar kuat pada solusi nyata atas masalah yang dihadapi masyarakat Indonesia. Misalnya, slogan pembangunan besar-besaran seperti Ibu Kota Nusantara (IKN) sering diklaim sebagai terobosan maju, namun pada kenyataannya, program-program semacam ini justru menjadi bukti kurangnya perhatian Jokowi terhadap aspek-aspek fundamental lain seperti pendidikan, pengentasan kemiskinan, dan kesehatan.

Damai Hari Lubis dan Delusi Politik

Di sisi lain, Damai Hari Lubis menggunakan istilah delusi dalam konteks politik yang lebih pragmatis. Dalam kritiknya, dia sering menyerang pemerintah Jokowi dengan menyebut adanya delusi politik yang terjadi di antara para elite dan masyarakat yang dibiarkan tertipu oleh janji-janji politik yang tidak realistis. Lubis melihat fenomena ini sebagai hasil dari kecenderungan pemerintah yang mengabaikan transparansi, memperburuk demokrasi, dan meninggalkan reformasi hukum yang sejati.

Lubis mencermati bahwa Jokowi sering mengandalkan pencitraan, sebuah bentuk delusi modern di mana realitas politik disulap menjadi gambaran yang manis melalui media, meski substansinya lemah. Kebijakan yang didasarkan pada “popularitas” tanpa fondasi logis, terutama dalam konteks pandemi COVID-19, dianggap sebagai salah satu bentuk delusi politik paling menonjol yang dia kritik. Janji-janji seperti kemandirian ekonomi dan penegakan hukum yang kuat tak lebih dari omong kosong, seperti halnya konsep Dawkins mengenai dogma agama yang tidak berdasar.

Decaying Jokowi’s Leadership: Antara Dawkins dan Lubis

Jika kita gabungkan perspektif Dawkins dan Lubis untuk menelaah kepemimpinan Jokowi, tampak bahwa Jokowi mungkin terperangkap dalam decay atau peluruhan dari kepemimpinan yang awalnya dianggap progresif dan visioner. Dawkins berbicara tentang bagaimana delusi agama melumpuhkan inovasi dan kebebasan berpikir, sementara Lubis menyentuh realitas politik Indonesia yang kian terseret dalam dogma kekuasaan yang tanpa substansi.

Sebagai pemimpin, Jokowi semakin terlihat bergeser dari idealisme awal menuju pragmatisme berbahaya yang hanya mempertahankan status quo. Dalam hal ini, kita melihat decay intelektual dan moral yang mempengaruhi kebijakan-kebijakannya. Pembangunan infrastruktur besar-besaran dan proyek-proyek ambisius menjadi prioritas sementara penegakan hukum, pendidikan, dan isu-isu kesejahteraan masyarakat terpinggirkan.

Seperti yang dikemukakan oleh Dawkins bahwa agama menghalangi logika ilmiah, Jokowi telah terjebak dalam delusi politik yang menghalangi terciptanya kebijakan berbasis data dan akal sehat. Ia memprioritaskan narasi popularitas dan pembangunan citra daripada penegakan keadilan sosial yang nyata. Fenomena ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh Lubis: kekuasaan yang terlepas dari realitas dan kebutuhan rakyat adalah bentuk delusi yang paling berbahaya.

Kesimpulan: Memahami Delusi dan Peluruhan

Baik Dawkins maupun Lubis sama-sama mengkritik delusi yang membelenggu masyarakat, meski dari sudut pandang berbeda. Dawkins menekankan pada peluruhan pemikiran karena dogma agama, sedangkan Lubis memperingatkan tentang delusi politik yang memisahkan pemerintah dari kenyataan. Jika kita terapkan konsep ini pada Jokowi, terlihat jelas bahwa Indonesia di bawah pemerintahannya mulai menunjukkan tanda-tanda peluruhan baik dalam hal pemikiran maupun kebijakan. Tanpa perubahan yang signifikan, delusi yang dipupuk oleh retorika populis dan proyek infrastruktur besar-besaran akan semakin merusak fondasi demokrasi dan keadilan sosial di Indonesia.

Dengan ini, penting bagi masyarakat Indonesia untuk tetap kritis dan mempertanyakan kebijakan pemerintah yang mungkin hanya berlandaskan pada citra dan popularitas, bukan pada kebutuhan nyata rakyat. Sebagaimana Dawkins menentang dogma agama, kita harus menolak delusi politik yang merusak kebebasan berpikir dan kesejahteraan umum.

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
ADVERTISEMENT
Previous Post

Dengan Dukungan Relawan Jokowi dan Prabowo Ridwan Kamil Optimis Menang Satu Putaran

Next Post

14 pelanggaran Lalu lintas Jadi Target Operasi Zebra 2024

Ali Syarief

Ali Syarief

Related Posts

World-Class, Village-Hearted: Penglipuran’s Journey Beyond the Award
Feature

World-Class, Village-Hearted: Penglipuran’s Journey Beyond the Award

June 20, 2025
PEWARIS NABI DAN PEWARIS GOSIP
Feature

PEWARIS NABI DAN PEWARIS GOSIP

June 20, 2025
Jerat Cinta di Dunia Maya: Ketika Akal Sehat Tunduk pada Rasa
Crime

Jerat Cinta di Dunia Maya: Ketika Akal Sehat Tunduk pada Rasa

June 20, 2025
Next Post
Operasi Zebra Dimulai Hari Ini, Tak ada Ampun Bagi Sembilan Pelanggaran Lalulintas

14 pelanggaran Lalu lintas Jadi Target Operasi Zebra 2024

Menyongsong Era Kepresidenan Baru: Apakah Akan Muncul Militerisme?

Prabowo : Tak Boleh lagi Ada Kemiskinan dan Korupsi di Bumi Indonesia

Notifikasi Berita

Subscribe

STAY CONNECTED

ADVERTISEMENT

Reporters' Tweets

Pojok KSP

  • All
  • Pojok KSP
Terkonfirmasi: Kang Dedi Akan Jadi Boneka Oligarki Seperti Jokowi!
Feature

Terkonfirmasi: Kang Dedi Akan Jadi Boneka Oligarki Seperti Jokowi!

by Karyudi Sutajah Putra
June 19, 2025
0

Oleh: Karyudi Sutajah Putra, Analis Politik Konsultan dan Survei Indonesia (KSI) Jakarta - Terkonfirmasi! Kang Dedi akan menjadi boneka oligarki...

Read more
Mochtar Saad dkk Diadili Gegara Rugikan Noldy Simon Rp15 M

Mochtar Saad dkk Diadili Gegara Rugikan Noldy Simon Rp15 M

June 18, 2025
Bareskrim Akhirnya Menyatakan Ijazah Jokowi Asli

“Chaos” Ijazah Jokowi

June 17, 2025
Prev Next
ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

Pernyataan WAPRES Gibran Menjadi Bahan Tertawaan Para Ahli Pendidikan.

November 16, 2024
Zalimnya Nadiem Makarim

Zalimnya Nadiem Makarim

February 3, 2025
Beranikah Prabowo Melawan Aguan?

Akhirnya Pagar Laut Itu Tak Bertuan

January 29, 2025
Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

Borok Puan dan Pramono Meletup Lagi – Kasus E-KTP

January 6, 2025
Copot Kapuspenkum Kejagung!

Copot Kapuspenkum Kejagung!

March 13, 2025
Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

Setelah Beberapa Bulan Bungkam, FIFA Akhirnya Keluarkan Laporan Resmi Terkait Rumput JIS

May 19, 2024
Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

Salim Said: Kita Punya Presiden KKN-nya Terang-terangan

24
Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

Rahasia Istana Itu Dibuka  Zulkifli Hasan

18
Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

Regime Ini Kehilangan Pengunci Moral (Energi Ketuhanan) – “ Pemimpin itu Tak Berbohong”

8
Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

Menguliti : Kekayaan Gibran dan Kaesang

7
Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

Kemana Demonstrasi dan Protes Mahasiswa Atas Kenaikan BBM Bermuara?

4
Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

Kemenag Bantah Isu Kongkalikong Atur 1 Ramadan

4
World-Class, Village-Hearted: Penglipuran’s Journey Beyond the Award

World-Class, Village-Hearted: Penglipuran’s Journey Beyond the Award

June 20, 2025
PEWARIS NABI DAN PEWARIS GOSIP

PEWARIS NABI DAN PEWARIS GOSIP

June 20, 2025
Jerat Cinta di Dunia Maya: Ketika Akal Sehat Tunduk pada Rasa

Jerat Cinta di Dunia Maya: Ketika Akal Sehat Tunduk pada Rasa

June 20, 2025

Jika Ijazah Jokowi Made in Pasar Pramuka Naik ke Meja Hijau – Rektor UGM, Cs Bisa Menjadi Tersangka

June 20, 2025
Clungak-Clinguk di Negeri Orang, Gagap di Negeri Sendiri

Clungak-Clinguk di Negeri Orang, Gagap di Negeri Sendiri

June 20, 2025
DIRGAHAYU JAKARTA!

DIRGAHAYU JAKARTA!

June 20, 2025

Group Link

ADVERTISEMENT
Fusilat News

To Inform [ Berita-Pendidikan-Hiburan] dan To Warn [ Public Watchdog]. Proximity, Timely, Akurasi dan Needed.

Follow Us

About Us

  • About Us

Recent News

World-Class, Village-Hearted: Penglipuran’s Journey Beyond the Award

World-Class, Village-Hearted: Penglipuran’s Journey Beyond the Award

June 20, 2025
PEWARIS NABI DAN PEWARIS GOSIP

PEWARIS NABI DAN PEWARIS GOSIP

June 20, 2025

Berantas Kezaliman

Sedeqahkan sedikit Rizki Anda Untuk Memberantas Korupsi, Penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan Yang Tumbuh Subur

BCA No 233 146 5587

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politik
    • Pemilu
    • Criminal
    • Economy
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Sport
    • Jobs
  • Feature
  • World
  • Japan
    • Atarashi Watch On
    • Japan Supesharu
    • Cross Cultural
    • Study
    • Alumni Japan
  • Science & Cultural
  • Consultants
    • Law Consultants
    • Spiritual Consultant
  • Indonesia at Glance
  • Sponsor Content

© 2021 Fusilat News - Impartial News and Warning

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist