FusilatNews Dalam sistem yang lazim di negara demokratis dan beradab, tugas tentara dan polisi memiliki garis pembatas yang jelas. Tentara bertugas menjaga kedaulatan negara dari ancaman eksternal, sedangkan polisi berfungsi menjaga ketertiban dan keamanan di dalam negeri. Ini adalah prinsip dasar yang berlaku di hampir seluruh negara di dunia, kecuali dalam sistem yang mengalami penyimpangan atau intervensi politik yang berlebihan.
Peran Tentara: Menjaga dari Ancaman Eksternal
Tentara atau militer memiliki tugas utama dalam mempertahankan negara dari ancaman luar. Mereka dilatih untuk menghadapi agresi asing, menjaga perbatasan, serta menjalankan operasi militer bila diperlukan. Militer juga memiliki fungsi pertahanan strategis dalam mencegah potensi serangan dari luar, baik dalam bentuk invasi maupun ancaman siber yang semakin berkembang.
Namun, peran militer dalam urusan dalam negeri seharusnya dibatasi. Jika militer terlibat dalam pengelolaan keamanan dalam negeri secara berlebihan, ini bisa menjadi indikasi dari sistem yang tidak sehat. Banyak contoh di dunia, di mana militer yang terlalu dominan dalam politik justru menciptakan pemerintahan otoriter dan mengikis demokrasi.
Peran Polisi: Menjaga Keamanan dan Ketertiban dalam Negeri
Di sisi lain, polisi bertugas untuk menegakkan hukum di dalam negeri. Polisi adalah bagian dari masyarakat sipil yang bekerja dalam koridor hukum untuk memastikan ketertiban sosial. Mereka menangani berbagai kejahatan, mulai dari pencurian, perampokan, hingga kejahatan siber. Fungsi mereka lebih berfokus pada penegakan hukum dan pelayanan kepada masyarakat.
Jika tentara terlalu sering terlibat dalam urusan sipil atau penegakan hukum, ini dapat berujung pada pelanggaran hak asasi manusia dan penyalahgunaan kekuasaan. Sejarah mencatat bahwa ketika militer terlalu banyak campur tangan dalam urusan sipil, dampaknya bisa berbahaya, seperti yang terjadi dalam berbagai rezim militer di Amerika Latin atau beberapa negara di Asia dan Afrika.
Jangan Mengarang Sendiri!
Dalam sistem yang sehat, militer dan polisi memiliki batasan tugas yang jelas. Tidak boleh ada peran yang tumpang-tindih. Ketika militer mulai mengambil alih peran polisi dalam mengatur urusan domestik, ini bukan hanya menyalahi aturan, tetapi juga dapat membahayakan demokrasi dan kebebasan sipil.
Sayangnya, dalam beberapa negara, batasan ini mulai dikaburkan. Dengan dalih menjaga stabilitas, militer diberi peran lebih besar dalam mengelola urusan dalam negeri. Hal ini sering kali menjadi alat politik bagi penguasa untuk mempertahankan kekuasaan dengan cara-cara yang tidak demokratis.
Oleh karena itu, masyarakat harus terus mengawasi dan memastikan bahwa fungsi tentara dan polisi berjalan sebagaimana mestinya. Jangan sampai ada yang mengarang sendiri dan menciptakan sistem yang justru merugikan rakyat dan demokrasi. Sistem yang baik adalah yang tetap berpegang pada prinsip bahwa tentara menjaga negara dari ancaman luar, sementara polisi menjaga keamanan dalam negeri sebagai bagian dari masyarakat sipil.