OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA
Perum BULOG memang keren dan jempolan. Sebagai satu-satunya operator impor beras, Perum Bulog melakukan impor secara bertahap dan terukur, dengan tetap memperhatikan masa panen dan neraca pangan perberasan. Apabila produksi di dalam negeri meningkat, Bulog pasti akan mengutamakan penyerapan dalam negeri. Dalam penugasan impor dari pemerintah, Bulog melaksanakannya untuk menjaga kepastian pemenuhan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
Menghadapi kenaikan harga beras yang terekam ugal-ugalan, Perum BULOG terekam tidak tinggal diam, apalagi “hokcay” (molohok bari ngacay). Perum BULOG, baik Pusat atau Daerah tampak menggeliat memberi andil terbaiknya untuk menciptakan stabilitas harga di pasar. Ini wajar, karena salah satu misi Bulog yaitu menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan stabilitas komoditas pangan pokok.
Menurunnya produksi beras sebagai dampak nyata sergapan El Nino, membuat ketersediaan beras jadi menipis, padahal kebutuhan beras di dalam negeri semakin meningkat. Beras bukan hanya dibutuhkan untuk keperluan konsumsi masyarakat, namun juga bagi kebutuhan lain, seperti penguatan cadangan beras Pemerintah dan Program Bantuan Pangan Beras.
Pengelola Perum BULOG, pasti tahu persis, mengapa Pemerintah menetapkan beras sebagai komoditas politis dan strategis. Selain itu, kenapa pula beras harus tersedia sepanjang waktu dalam jumlah cukup dan harga yang wajar. Ya, itulah beras. Bagi kita, beras merupakan kebutuhan pangan pokok. Bahkan Bung Karno jauh-jauh hari telah mengingatkan urusan pangan menyangkut mati hidupnya suatu bangsa.
Sadar akan hal yang demikian, sebagai operator pangan seperti diamanatkan Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 66 Tahun 2021, Perum BULOG telah diberi kehormatan dan tanggung-jawab oleh negara untuk menjaga dan memelihara ketersediaan pangan, khisusnya beras, mengatur distribusi yang merata dan menstabilkan harga di pasaran.
Untuk itu, kalau kita cermati langkah-langkah yang ditempuh Perum BULOG guna menjalankan peran dan fungsi yang dipikulkannya, maka setidaknya ada beberapa kiprah kegiatannya. Petinggi Perum BULOG, tidak lagi terjebak dalam wacana publik yang tak berkesudahan, namun segenap Keluarga Besar Perum BULOG, berkiprah yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Langkah-langkah tersebut menurut Dirut Perum BULOG antara lain, pertama, Perum BULOG telah ditugaskan untuk melaksanakan penyaluran Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang ditujukan kepada 22 juta keluarga Penerima Bantuan Pangan (PBP). Realisasi penyaluran Bantuan Pangan CBP selama Januari – Februari 2024 adalah 330 ribu ton.
Kedua, terus menyalurkan beras SPHP melalui lebih dari 26 ribu warung dan kios di pasar-pasar serta outlet binaan di lokasi yang terjangkau konsumen. Bulog terus menambah kerjasama dengan pengecer sehingga titik penjualan dapat tersebar lebih luas mendekati konsumen akhir. Sampai 28 Februari 2024 telah disalurkan saat ini sudah sekitar 352 ribu ton disalurkan.
Ketiga, Perum BULOG menambah stok di Pasar Induk Beras Cipinang dan kerjasama dengan PT Food Station Jakarta baik untuk stok beras SPHP maupun beras premium (komersial) Bulog. Kegiatan seperti ini, nyata-nyata mampu meningkatkan stok beras di PIBC (Pasar Induk Beras Cipinang) dengan menunjukkan kenaikan dari 30 ribu ton menjadi 37 ribu ton.
Keempat, penyaluran beras SPHP dan beras premium (komersial) Bulog juga dilaksanakan melalui jaringan ritel modern baik nasional maupun lokal. Bulog terus melayani permintaan dari Ritel Modern sesuai dengan jangka waktu perjanjian yang diminta ritel modern. Selama bulan Januari – Februari 2024 telah disalurkan puluhan ribu ton.
Kelima, Bulog juga menginisiasi program Bulog SIAGA (akSI jAga harGA) yang melakukan penjualan langsung ke konsumen di lokasi yang terjangkau. Hampir seluruh kelurahan di DKI Jakarta dan sekitarnya menjadi tempat pelaksanaan Bulog SIAGA. Total titik penjualan telah mencapai 52 titik di DKI Jakarta dan Jawa Barat dan akan ditingkatkan hingga 100 titik.
Keenam, terus mengamankan stok Pemerintah melalui penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah maupun pengelolaan komoditi pangan komersial untuk pelaksanaan tugas selanjutnya sampai dengan akhir tahun. Dan ketujuh,
memantau perkembangan panen di daerah-daerah sentra produksi yang akan menjadi potensi dalam penyerapan gabah beras dalam negeri untuk memperkukan Cadangan Pangan Pemerintah.
Inilah tujuh langkah Perum BULOG dalam mendukung pembangunan pangan ke arah yang semakin berkualitas, khususnya dalam melakukan pengendalian terhadap harga beras. Sebagai operator pangan, Perum BULOG betul-betul ingin memperlihatkan kelasnya agar tampil sebagai lembaga pangan yang dapat memberi solusi.
Perum BULOG, memang harus tampil menjadi pemberi solusi. Salah besar jika Perum BULOG malah menjadi bagian dari masalah. Itu sebabnya, tujuh langkah Perum BULOG diatas, diharapkan mampu jadi penggerak ke arah terselesaikannya kenaikan harga beras yang membuat heboh dunia perberasan di negara kita. (PENULIS, KETUA DEWAN PAKAR DPD HKTI JAWA BARAT).