Kehadiran Bobby Kertanegara, kucing kesayangan Prabowo Subianto, di Istana Negara mungkin mengejutkan sebagian publik. Bagaimana tidak, Prabowo selama ini dikenal sebagai seorang “combatant,” seorang prajurit yang ditempa untuk menghadapi kerasnya medan pertempuran. Namun, dengan fenomena ini, ada pesan yang lebih dalam yang bisa kita baca mengenai transformasi karakter Prabowo sebagai seorang Kepala Negara.
Publik telah lama mengenal Prabowo sebagai sosok yang tegas, berani, bahkan mungkin disegani karena latar belakang militernya. Ia adalah seorang tentara yang diterjunkan ke medan perang, dengan kemampuan untuk bertindak keras demi membela negara. Ini bukan sosok manusia biasa—seorang prajurit seperti Prabowo dapat memiliki hati yang dididik untuk sesadis apa pun jika diperlukan, dalam membela tanah air dan menghancurkan lawan. Dalam konteks ini, kita bisa mengaitkan gambaran serupa dengan tentara Israel di Gaza, yang sering digambarkan dengan tindakan brutal dalam perang.
Namun, kini Prabowo berada dalam fase baru dalam karier dan kehidupannya. Sebagai Ptesiden RI, sekaligus figur sentral dalam politik Indonesia, Prabowo harus menunjukkan sifat yang lebih lembut, lebih manusiawi. Ia tidak lagi hanya seorang prajurit di medan tempur, tetapi seorang “Bapak Bangsa” yang dituntut untuk memimpin dengan hati yang penuh kasih sayang dan kepedulian, bukan hanya kekuatan militer. Kehadiran Bobby Kertanegara, sang kucing kesayangan, mungkin merupakan tanda simbolis dari transformasi ini. Prabowo sekarang tidak lagi hanya dikenal sebagai seorang pejuang, tetapi juga sebagai seorang pemimpin yang memiliki hati yang lebih lembut, di mana empati dan rasa kemanusiaan harus lebih menonjol.
Fenomena ini juga sejalan dengan konsep yang telah lama diterapkan di Amerika Serikat, di mana para tentara yang baru pulang dari medan perang sering kali diwajibkan untuk memelihara hewan peliharaan sebagai bentuk terapi. Tujuannya adalah membantu mereka pulih dari trauma perang, menjaga keseimbangan emosional, dan membangun kembali hubungan yang lebih manusiawi. Hewan peliharaan dianggap mampu memberikan cinta tanpa syarat, yang sering kali menjadi kunci pemulihan emosi dari pengalaman mengerikan di medan perang.
Dalam hal ini, Bobby Kertanegara tidak hanya sekadar seekor kucing. Ia adalah simbol dari perubahan hati Prabowo—dari seorang “combatant’s soldier” menjadi sosok yang lebih penuh dengan kasih sayang. Seorang pemimpin bangsa harus bisa merasakan belas kasihan, dan mungkin melalui hubungan yang dia bangun dengan Bobby, Prabowo sedang melatih dirinya untuk menjadi lebih peka terhadap perasaan orang lain, membangun empati, dan pada akhirnya memimpin dengan hati yang lebih lembut.
Fenomena ini mengajarkan kita bahwa seorang prajurit, yang selama ini diasosiasikan dengan kekerasan dan ketegasan, juga memiliki sisi yang manusiawi. Pemeliharaan hewan seperti Bobby bisa menjadi cara bagi Prabowo untuk menyeimbangkan kehidupan emosionalnya, menjaga jiwanya tetap sehat, dan menghadapi dunia politik dengan lebih penuh cinta. Bukan lagi hanya kekuatan militer yang dibutuhkan untuk memimpin, tetapi juga ketulusan hati dan kemanusiaan yang menjadi pondasi dalam membangun bangsa.