Budiman menegaskan yang dibutuhkan saat ini adalah pemimpin dengan pemikiran strategic. Bukan sekadar populis.
Jakarta – Fusilatnews – Sambil mengutip mengutip pernyataan Megawati terkait kriteria pemimpin Indonesia. Politikus Budiman Sudjatmiko “meminta” ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati soekarno Putri memalingkan dukungannya kepada Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
“Salah satunya saat beliau (Megawati) mendapatkan gelar guru besar kehormatan dari Universitas Pertahanan beberapa tahun yang lalu, tentang tema kepemimpinan strategik, di mana ada tantangan-tantangan yang menurut saya itulah yang seharusnya menjadi arah dari partai untuk bertarung di dalam Pilpres 2024,” kata Budiman kepada wartawan di depan Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (21/8).
“Saya melihat bahwa kualifikasi-kualifikasi itu, setelah saya cermati dengan nalar saya, saya ingin mengatakan bahwa kualifikasi itu dari tiga tokoh yang selama ini ada, memang banyak ada di sosoknya Pak Prabowo,” katanya melanjutkan
Dukungan Budiman kepada Prabowo juga bukan menyatakan bahwa Ganjar Pranowo adalah calon pemimpin yang buruk. Gubernur Jawa Tengah itu dinilai memiliki gaya kepemimpinannya sendiri, tetapi tak sesuai dengan kriterianya.
Apa yang menjadi harapan dan cita-cita dari Ibu Ketua Umum untuk pilpres, kepemimpinan Indonesia ke depan. Jadi saya pikir, ya itu langkah saya mungkin dianggap salah secara administratif, secara organisasional, dan karena itu saya siap mempertanggungjawabkannya,” ujar Budiman.
Budiman sendiri siap bertanggung jawab terhadap sikapnya yang mendukung Prabowo, ketimbang Ganjar Pranowo yang dideklarasikan PDIP. Sikapnya tersebut juga memiliki alasan yang dapat dijelaskannya kepada DPP PDIP.
“Jadi saya merasa, secara ideologis, secara strategis, saya tidak melakukan kesalahan. Sehingga menurut saya, tidak layak saya kemudian mundur,” ujar Budiman.
Awalnya, Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan PDIP, Komarudin Watubun akan menyampaikan sikap PDIP terkait keputusan Budiman yang mendukung Prabowo.
Namun, wartawan yang menunggu sejak pukul 11.00 hingga 13.30 WIB mendapat informasi bahwa sikap tersebut tak jadi disampaikan hari ini.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto menanggapi satu panggungnya Budiman Sudjatmiko dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Menurutnya, pembajakan kadernya itu menunjukkan ketidakpercayaan diri dari kubu Prabowo.
Ditanya soal langkah terhadap Budiman sebagai kader PDIP, Hasto memastikan pihaknya akan memberikan sanksi disiplin tegas. Jelasnya,
Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan PDIP, Komarudin Watubun akan menyampaikan hal tersebut pada hari Senin (21/8).
“Nanti, Pak Komarudin akan mengumumkan, yang jelas partai tidak mentolerir terhadap tindakan indisipliner setiap kader partai. Partai akan mengambil suatu tindakan yang tegas. Opsinya mengundurkan diri atau menerima sanksi pemecatan,” ujar Hasto lewat keterangannya, Ahad (20/8)
Menurut Hasto lokasi deklarasi dukungan yang dilakukan di Jawa Tengah, justru akan membuat kader PDIP di provinsi tersebut semakin solid menghadapi pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Karena sebelumnya pernah terjadi pada Pemilu 2019. Saat kubu Prabowo membangun posko pemenangan di Solo. Namun hasilnya, lawan Joko Widodo (Jokowi) itu justru mengalami kekalahan.
“Apa yang terjadi itu justru malah membangunkan spirit seluruh kader-kader PDI Perjuangan, apalagi pengumumannya dilakukan di Jawa Tengah. Ini membangkitkan militansi seluruh kader-kader PDI Perjuangan,” ujar Hasto.
Menurut Budiman, figur Ganjar punya kekuatan dalam komunikasi populis tapi tidak dengan pemikiran strategic.
“Kekuatan beliau, daya magnetik beliau itu pada komunikasi populisnya. Sementara, pemikiran strategic-nya tidak nampak,” Kata Budeiman menjelaskan alasan tak mendukung Ganjar
Budiman menegaskan yang dibutuhkan saat ini adalah pemimpin dengan pemikiran strategic. Bukan sekadar populis.
“Bukan populis salah. Dan, bagi saya itu, saya tidak mau mengingkari ini. Dan, saya siap merisikokan diri untuk apapun,” ujarnya.