Debat terakhir Pilpres 2024 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Ahad malam cenderung minim serangan. dan lebih mirip dialog tiga sekawan ketimbang perdebatan
Dalam debat terakhir Pilpres 2024 yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di JCC, Senayan, Jakarta, Ahad tadi malam yang menampilkan tiga pasangan calon Presiden yang berlaga dalam kontestasi pemilihan umum presiden pertengahan bulan ini berjalan berbeda dengan debat sebelumnya yang jauh lebih seru dan diwarnai kontroversi. Debat malam tadi lebih mirip dialog tiga sekawan yang penuh kesantunan
Meski begitu kritik -kritik yang dilemparkan oleh Calon presiden Anies Baswedan dan calon Presiden Ganjar Pranowo kepada calon presiden Prabowo yang dianggap bertindak dan mewakili incumben atau petahana dalam kontestasi pemilihan kontestasi pemilihan presiden bulan ini cukup tajam
Dalam debat terakhir ini Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan capres nomor urut 1 Anies Baswedan terlihat kompak menguliti kebijakan Presiden Jokowi terkait distribusi bantuan sosial (bansos) yang akhir-akhir dianggap norak dan memalukan.
Dimulai dengan kritikan Ganjar yang mendapat giliran bertanya pada Anies. kesempatan ganjar ini digunakan untuk minta tanggapan Anies terkait bansos yang menurut Ganjar bermasalah.
Menurut Ganjar bansos yang dibagikan seolah-olah ini bantuan orang per orang atau kelompok tertentu. Disamping itu data penerima juga bermasalah dan juga tidak valid.
“Ini yang menjadi pertanyaan saya kepada Pak Anies adalah, menurut Pak Anies kira-kira, bagaimana tata kelola bansos agar, satu, tidak saling klaim, dua, bisa tepat sasaran, tiga, tidak menimbulkan kecemburuan-kecemburuan, sehingga inilah satu harapan yang betul-betul bisa diterima oleh rakyat?” kata Ganjar.setelah memberikan elaborasi singkat terkait distribusi bansos.
Jawaban Anies cukup telak menohok calon presiden nomor 02 Prabowo Subianto yang berdiri ditengah antara Anies dan Ganjar
Anies menegaskan bahwa bansos merupakan bantuan untuk si penerima, bukan bantuan untuk si pemberi. Ia mengatakan bansos sebaiknya diberikan sesuai data dan targetnya.
Artinya, kata Anies, jika bansos direncanakan diberikan untuk tiga bulan secara berangsur, maka itu tidak boleh tiba-tiba digelontorkan dengan cara dirapel.
“Tidak usah dirapel semuanya. Dijadikan sebagai sesuai kebutuhan. Nomor satu. Itulah yang disebut sebagai bansos tanpa pamrih,” kata Anies.
Anies mengingatkan, pemberian bansos harus tepat sasaran. Anies menegaskan, informasi data itu harus akurat dan mekanisme pemberiannya melalui jalur birokrasi.
“Bukan dibagikan di pinggir jalan, tapi dibagikan langsung di lokasi, menggunakan jalur birokrasi,” ujarnya.
Tak hanya itu, Anies mengatakan pembagian bansos harus transparan, termasuk asal-usul dananya. Anies mencontohkan dirinya dalam acara membagikan bansos secara transparan saat menjabat Gubernur di DKI.
Anies mengaku selalu memberikan label pada paket bansos bertuliskan ‘Dibiayai APBD DKI Jakarta’. Menurutnya, hal ini dilakukan agar penerima tahu asal-muasal dana bansos tersebut.
“Ketika saya bertugas di Jakarta, semua paket bansos di kardusnya diberikan label ‘Dibiayai APBD DKI Jakarta’, (bansos) bukan Gubernur, (bansos) dari uang rakyat lewat APBN DKI Jakarta,” ujar Anies.
Jawaban Anies direspon setuju oleh Ganjar dan data penerima bansos harus diperbaiki.
Menurut Ganjar, jika data penerima sudah baik, maka penyaluran bansos pasti tepat sasaran. Kalau tepat sasaran maka tujuan bansos untuk meringankan biaya hidup kaum miskin yang selanjutnya meningkatkan kesejahteraan dan menekan kemiskinan akan tercapai.Berdasarkan data, menurut Ganjar saat ini bansos tak berhasil mengurangi gap antara orang miskin dan kaya.
“(Bansos) menurunkan kemiskinan oke ternyata. Tapi gap tidak. Berapa pun besarnya, gapnya tetap tinggi. Ini menarik dan kami punya data yang kita bisa baca,” ujarnya.
Ganjar mengusulkan sebaiknya pemerintah mengganti istilah bansos.
“Dan kami berusul, bantuannya ganti saja deh. Karena tugas negara itu menciptakan keadilan sosial. Bukan menciptakan bantuan sosial,” kata Ganjar.
Sedangkan Calon Presiden Prabowo Subianto , mempromosikan program unggulannya yaitu Program ‘makan gratis’ menjadi kata yang paling sering disebut. Makan gratis dan internet gratis paling sering disebut Prabowo
Prabowo menyebutkan kata ‘makan gratis’ sebanyak delapan kali. Selain kata makan gratis, ‘internet gratis’ juga disebutkan sebanyak delapan kali juga oleh Prabowo.
Calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo dalam tanggapannya menyinggung ucapan Prabowo di Pontianak pada 20 Januari 2024, terkait internet gratis.
Menurut Ganjar orang yang menginginkan internet gratis biasanya tidak memiliki kecakapan berpikir.
Pernyataan Ganjar ini oleh Prabowo karena disalahpahami oleh Ganjar dan Prabowo tidak bermaksud menyebut internet gratis tidak bernilai penting.
Prabowo menduga Ganjar tidak mendapatkan informasi yang lengkap terkait dengan ucapannya di Pontianak itu. Prabowo menjelaskan, pada saat itu ia sedang menekankan bahwa makan gratis lebih bernilai penting daripada internet gratis.
“Jangan internet gratis lebih dipentingkan dari makan gratis. Makan ini mutlak untuk rakyat kita,” kata Prabowo.
Ganjar Pranowo juga banyak menyebutkan soal bantuan sosial (bansos), gizi, hingga kekerdilan pada anak atau stunting. Sepanjang debat terakhir capres-cawapres tersebut, Ganjar mengucapkan kata ‘bansos’, ‘gizi’, dan ‘stunting” masing-masing sebanyak enam kali.
Bansos menjadi kata yang paling banyak Ganjar singgung pada segmen bersama capres Anies saling memberikan pertanyaan dan tanggapan satu sama lain. Mereka berdua menyinggung mengenai berita tentang banyaknya bansos yang dibagikan saat kampanye Pemilu 2024.
Menurut Ganjar, bansos adalah hak rakyat, sehingga pemerintah memiliki tugas untuk dapat memastikan pemberian bantuan dilakukan secara tepat sasaran dan tepat waktu.
Sedangkan capres Anies Baswedan kata ‘bantuan sosial’ (bansos) lebih dominan diucapkan dan ‘perempuan’ Sepanjang debat, tercatat Anies menyebut kata ‘bansos’ dan ‘perempuan’ masing-masing sebanyak 10 dan sembilan kali.
Kebanyakan kata ‘bansos’ disampaikan Anies pada saat sesi tanya jawab dengan Ganjar yang membahas soal cara untuk memperbaiki tata kelola distribusi bansos agar tak menimbulkan ketimpangan.
Menurut Anies, seharusnya bansos yang menjadi bantalan ekonomi masyarakat kurang mampu tersebut diberikan secara langsung dan tidak dirapel.
Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa debat terakhir tadi malam itu lebih mirip dialog ketimbang perdebatan dan terlihat sekali kalau masing – masing ketiga calon presiden yang berdebat sangat hati-hati dalam memilih kata dan kalimat untuk menghindari sentimen publik yang bersifat negatif.
Tentu saja sentimen negatif yang dilontarkan publik berisiko menggerus perolehan suara karena hari coblosan tinggal 9 hari mendatang dan ini sulit untuk membalikkan sentimen yang negatif menjadi positip
Dalam debat terakhir tadi malam calon presiden Anies tidak seperti debat sebelumnya yang melakukan ‘serangan-serangan” tajam dan frontal kepada Prabowo yang dianggap mewakili incumbent dalam kontestasi presiden bulan ini
Ini sepertinya para penasehat Anies mulai mengarahkan Anies untuk bersikap lebih realistis dan membangun rasa simpati dan empati dikalangan para pendukung yang menadi lawan-lawan Anies. demi meningkatkan elektabilitasnyaSedangkan Ganjar Pranowo justru penampilannya lebih menekankan pada narasi perubahan ketimbang Anies yang mengusung tema perubahan. Ini ditunjukkan pada “serangan” Ganjar terhadap pemerintahan saat ini dilontarkan beberapa kali dalam debat.
Dalam debat terakhir in , Prabowo nampak mampu mengendalikan emosi meski “diserang” oleh Ganjar Prabowo tidak mudah terpancing dalam menyikapi serangan.
Di segmen terakhir debat, Prabowo pun mengucapkan terima kasih serta permohonan maaf kepada Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Prabowo menekankan bahwa Pilpres 2024 bukan ajang untuk saling bermusuhan.
“Itu upaya rekonsiliasi. Meneduhkan. Membuat situasi nasional stabil,” kata dia