Bandung – FusilatNews – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, enggan ambil pusing menghadapi kritik hingga ancaman yang dilayangkan organisasi kemasyarakatan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu Jakarta Raya (GRIB Jaya) pimpinan Hercules.
Ultimatum itu disampaikan juru bicara Ketua Umum GRIB Jaya, Razman Arif Nasution, yang meminta Dedi untuk tidak mengganggu aktivitas organisasi mereka. Razman menuding ada potensi konflik jika pemerintah daerah bersikap represif terhadap kegiatan ormas.
Namun Dedi bergeming. Ia menegaskan bahwa pemerintah tetap pada jalurnya untuk menjaga ketertiban umum dan memastikan iklim investasi berjalan baik di Tanah Pasundan.
“Kita ini pemerintah menjalankan tugas untuk menjaga investasi berjalan dengan baik, rakyat bisa bekerja, rakyat bisa sejahtera,” kata Dedi kepada wartawan di Bandung, Senin siang.
Dedi menambahkan, dirinya berkewajiban memberikan rasa aman bagi masyarakat Jawa Barat serta para investor. Ia menolak tunduk pada tekanan dari kelompok manapun.
“Saya tidak akan pernah mendengarkan ancaman dari siapapun,” ujarnya tegas.
Meski demikian, Dedi membuka diri terhadap kritik. Namun ia mengingatkan, kritik tersebut harus konstruktif dan berpihak pada kepentingan rakyat Jawa Barat.
“Saya akan mendengarkan kritik dari siapapun, selama itu bermanfaat bagi masyarakat Jawa Barat,” katanya.
Ultimatum GRIB Jaya mencuat setelah insiden di Depok beberapa hari lalu. Anggota GRIB diduga terlibat dalam aksi kekerasan saat polisi hendak menangkap seorang pimpinan ormas di kawasan Kampung Baru, Harjamukti, Kota Depok, Jumat (18/4) dini hari.
Dalam insiden itu, tiga mobil polisi dibakar massa. Polisi kemudian menetapkan tujuh orang sebagai tersangka. Enam di antaranya merupakan anggota GRIB Jaya.
Penangkapan itu terkait kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan tokoh masyarakat setempat.
Hingga kini, aparat kepolisian masih memburu pelaku lain yang diduga terlibat dalam perusakan dan pembakaran tersebut.
Sementara itu, Dedi Mulyadi memastikan bahwa pemerintah daerah tidak akan gentar dalam menegakkan hukum.
“Negara tidak boleh kalah oleh kekerasan,” ujarnya.