Jakarta – Fusilatnews – Pada Senin, 7 Oktober 2024, Hezbollah melancarkan serangan roket yang menghantam kota terbesar ketiga Israel, Haifa, bertepatan dengan peringatan satu tahun Perang Gaza. Konflik ini terus meluas, menyebabkan ketegangan di seluruh Timur Tengah. Israel tampaknya siap memperluas serangan darat ke Lebanon selatan.
Hezbollah, kelompok militan yang didukung Iran dan bersekutu dengan Hamas, mengklaim telah menargetkan pangkalan militer di selatan Haifa menggunakan rudal “Fadi 1” dan melancarkan serangan lain di Tiberias, yang berjarak sekitar 65 km dari Haifa.
Ketegangan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Amerika Serikat, sekutu utama Israel, dan Iran dapat terlibat dalam perang lebih luas di wilayah penghasil minyak ini. Kepolisian Israel mengonfirmasi bahwa roket menghantam Haifa, yang juga merupakan pelabuhan utama, melukai 10 orang. Militer Israel mengungkapkan bahwa lima roket ditembakkan dari Lebanon ke arah Haifa. Israel juga berhasil menembak jatuh beberapa roket yang menuju Tiberias di wilayah Galilea utara, sementara lima roket lainnya menghantam wilayah tersebut.
Beberapa bangunan dan properti di daerah tersebut dilaporkan rusak. Ada laporan tentang beberapa orang yang mengalami luka ringan dan telah dibawa ke rumah sakit terdekat. Selain itu, militer Israel berhasil mencegat dua drone dari arah timur setelah sirine berbunyi di area Rishon Lezion dan Palmachim.
Serangan ini memperingati satu tahun serangan lintas perbatasan yang dilancarkan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang memicu Perang Gaza. Serangan Hamas kala itu menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik 250 warga Israel. Militan juga menyerang Festival Musik Nova, yang menewaskan 364 orang dan menculik 44 pengunjung serta staf.
Militer Israel menyatakan bahwa serangan udara yang dilakukan di pinggiran selatan Beirut, di mana markas Hezbollah berada, menargetkan fasilitas penyimpanan senjata. Beberapa ledakan sekunder mengindikasikan adanya senjata di lokasi tersebut. Serangan udara juga menyasar fasilitas senjata di Lebanon selatan dan Lembah Bekaa di bagian timur negara tersebut.
Hezbollah, yang mulai melancarkan roket ke Israel pada 8 Oktober 2023 sebagai bentuk solidaritas dengan Hamas, telah meningkatkan intensitas serangan di Lebanon, yang sebelumnya terbatas di wilayah perbatasan. Israel pun telah melakukan serangan darat ke wilayah tenggara Lebanon, yang diklaim Hezbollah berhasil dipukul mundur.
Memperingati satu tahun serangan Hamas, warga Israel mengadakan acara peringatan untuk para korban, dengan pengamanan yang diperketat di seluruh negara, mengantisipasi kemungkinan serangan dari pihak Palestina. Pemerintah Israel juga menghadapi kritik atas kegagalan keamanan yang terjadi pada serangan tahun lalu.
Hingga kini, serangan Israel di Lebanon telah menewaskan lebih dari 2.000 orang dalam dua minggu terakhir dan menyebabkan lebih dari satu juta orang mengungsi dari wilayah Lebanon selatan, Lembah Bekaa, dan pinggiran selatan Beirut.
Ketegangan yang semakin memuncak ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang regional yang lebih luas antara Iran dan Israel, terutama setelah Iran meluncurkan puluhan misil sebagai balasan atas operasi militer Israel di Lebanon dan Gaza. Israel menegaskan bahwa tujuan utamanya adalah mengembalikan warganya dengan aman ke wilayah utara yang telah dievakuasi.
(Sumber: Reuters)