Jakarta, fusilatnews.– Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah pengangguran tertinggi di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan laporan dari Bank Dunia, angka pengangguran di Indonesia mencapai sekitar 8,7 juta orang pada kuartal kedua tahun 2024, dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) berada di angka 6,1%.
Angka ini menempatkan Indonesia di posisi tertinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, seperti Filipina dengan TPT sekitar 5,4%, dan Vietnam dengan tingkat pengangguran sebesar 2,3%. Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun Indonesia memiliki populasi tenaga kerja yang besar, tantangan dalam menciptakan lapangan kerja yang cukup dan berkualitas masih sangat signifikan.
Faktor Penyebab
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya angka pengangguran di Indonesia antara lain pertumbuhan ekonomi yang melambat, terutama di sektor-sektor padat karya seperti manufaktur dan konstruksi. Selain itu, adanya pergeseran tren pekerjaan akibat otomatisasi dan digitalisasi juga berkontribusi terhadap meningkatnya pengangguran, khususnya di kalangan pekerja dengan keterampilan rendah hingga menengah.
Pandemi COVID-19 juga masih memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pasar tenaga kerja di Indonesia. Meskipun ekonomi mulai pulih, banyak sektor yang belum sepenuhnya bangkit, sehingga mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk merekrut tenaga kerja baru.
Upaya Pemerintah
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan telah meluncurkan beberapa inisiatif untuk menurunkan angka pengangguran, termasuk program pelatihan keterampilan dan insentif bagi perusahaan yang membuka lapangan kerja baru. Program Kartu Prakerja yang sudah berjalan beberapa tahun juga merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan angkatan kerja, agar lebih siap menghadapi tuntutan pasar kerja yang terus berkembang.
Namun, efektivitas dari program-program ini masih perlu diuji lebih lanjut. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana menciptakan lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang terus bertambah, serta memastikan bahwa program pelatihan yang diberikan benar-benar relevan dengan tuntutan pasar kerja saat ini.
Dampak Sosial-Ekonomi
Tingginya angka pengangguran tidak hanya berdampak pada perekonomian, tetapi juga pada stabilitas sosial di Indonesia. Ketidakpastian pekerjaan dapat meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan, yang pada akhirnya bisa mengarah pada meningkatnya ketegangan sosial.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah pengangguran ini. Dengan populasi yang besar dan angkatan kerja yang terus tumbuh, Indonesia harus dapat menemukan solusi jangka panjang yang dapat menyeimbangkan antara penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.