Saya tidak mempercayai klaim Presiden Joko Widodo tentang minat tinggi para investor untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN). Menurutnya, klaim tersebut terdengar terlalu optimis mengingat belum ada bukti konkret yang menunjukkan antusiasme besar dari para investor terhadap proyek tersebut. Saya berpendapat bahwa klaim Presiden tersebut mungkin lebih sebagai upaya untuk membangun citra positif atas proyek tersebut daripada refleksi dari realitas di lapangan.
Coba simak kalimat ini, “Yang antre ini banyak, hanya mengatur di mana lahan yang sudah clear and clean”. Kalimat tersebut terdengar paradoks karena secara harfiah menyatakan bahwa “yang antre ini banyak,” namun diikuti dengan pernyataan bahwa hanya perlu mengatur di mana lahan yang sudah clear dan clean. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang kebenaran klaim tersebut, karena jika antrean investor memang banyak, seharusnya masih ada masalah dalam menemukan lahan yang sesuai dan bersih. Sebaliknya, jika lahan-lahan yang sudah jelas dan bersih, maka seharusnya tidak ada antrean yang signifikan. Oleh karena itu, kalimat tersebut menciptakan paradoks atau ketidaksesuaian antara pernyataan yang satu dengan yang lainnya.
Dari sejak awal, Jokowi tidak pernah memberikan penjelasan yang memadai mengenai jaminan dan kepastian hukum bagi investor asing yang berminat berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN). Terlebih lagi, belum ada kejelasan mengenai keuntungan yang akan diperoleh oleh investor tersebut. Bahkan, ada keraguan terkait urgensi proyek IKN itu sendiri, terutama mengingat adanya residu dari kampanye sebelumnya yang menyatakan bahwa proyek tersebut tidaklah begitu mendesak atau urgent.
Pertanyaan mendasar yang masih menggantung adalah apakah pemerintah telah menetapkan kebijakan yang cukup jelas dan konkret terkait regulasi investasi di IKN, termasuk perlindungan hukum dan keuntungan yang diperoleh oleh investor. Tanpa kejelasan ini, klaim Jokowi tentang minat tinggi para investor untuk berinvestasi di IKN terdengar lebih sebagai retorika politik daripada realitas yang substansial.
Berita selengkapnya
Presiden Joko Widodo mengklaim, minat para investor untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) tinggi. Presiden bahkan menyebut para investor mengantre untuk bisa berinvestasi di ibu kota baru tersebut. “Yang antre ini banyak, hanya mengatur di mana lahan yang sudah clear and clean, kemudian kawasannya di mana agar ekosistem ini segera terbentuk sehingga kota menjadi hidup,” ujar Jokowi dalam keterangan pers di kawasan IKN, Kalimantan Timur pada Kamis (29/2/2024)
Kepala Negara mengungkapkan, optimisme investor meningkat pasca pemilihan umum (Pemilu) 2024. Sehingga Presiden mengingatkan pentingnya pengaturan lahan dan ekosistem yang baik untuk memastikan pembangunan kota yang berkelanjutan. “Kalau yang mengantre ini ya diberi ini terus, yang lain tidak, nanti ekosistemnya tidak terbentuk,” kata Jokowi. “Dan saya melihat optimisme setelah pemilu kemarin menjadi tidak nunggu-nunggu dan sekarang semuanya akan kita atur groundbreaking,-nya tetapi memang sesuai dengan ekosistem yang ditetapkan,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara juga menunjukkan peta Kawasan IKN berikut dengan posisi tiap klasternya. Peta tersebut menunjukkan padatnya titik-titik rencana pembangunan di IKN, terutama di IKN bagian barat. “Yang lebih padat sebetulnya di IKN barat, hanya ini titik-titiknya belum ditunjukkan di sini, tapi ini yang paling padat nantinya. Dalam dua-tiga bulan ini yang paling padat,” tambah Jokowi.