Oleh : Damai Hari Lubis _ Aktifis Mujahid 212
Kaesang Pangarep dilaporkan dalam dua kasus di KPK terkait tuduhan, salah satunya adalah dugaan terbaru penerimaan gratifikasi berupa pelesiran gratis bersama istrinya. Mereka dilaporkan menumpang pesawat pribadi menuju Amerika Serikat, serta mendapatkan fasilitas di Bandara Halim Perdanakusuma. Namun, sikap angkuh tampaknya tak mereda.
Putra bungsu Presiden Jokowi ini justru sibuk memproduksi gimmick yang ia tampilkan kepada publik. Kaesang muncul sebagai figur antagonis nyata—bukan dalam sebuah adegan film.
Kaesang mengenakan kaus bertuliskan “Keluarga Mulyono”, seolah-olah ingin menantang tuduhan publik yang menyebut ayahnya, Jokowi, menggunakan ijazah UGM milik almarhum Mulyono, pamannya. Selain itu, tuduhan ini juga menyentuh keluarganya, termasuk Gibran, Kahiyang (istri Bobby Nasution), serta Anwar Usman (mantan Ketua MK), yang merupakan ipar Jokowi.
Tentu saja, tantangan Kaesang ini baru akan terjawab setelah 20 Oktober 2024, ketika Prabowo Subianto dilantik sebagai Presiden RI ke-8. Apakah Prabowo akan berani menindaklanjuti dugaan ijazah palsu yang sedang digugat oleh para aktivis peduli penegakan hukum, seperti TPUA (Tim Pembela Ulama dan Aktivis)? Dugaan ini muncul baik melalui jalur litigasi (proses pengadilan) maupun narasi-narasi publik dalam berbagai dialog yang mengandung kritik, protes, hinaan, bahkan cacian yang tersebar di YouTube, TikTok, Twitter, Instagram, Facebook, dan media sosial lainnya.
Namun, Kaesang justru memilih bersikap antagonis, menantang publik yang kurang menghormati dirinya dan keluarganya. Sepertinya, Kaesang melanjutkan tradisi ayahnya, Jokowi, yang gemar “menabur angin untuk menuai badai” pasca-lengser.