Oleh: Karyudi Sutajah Putra
Jakarta, Fusilatnews – Kegigihan Siti Hajar dalam mengasuh dan menjaga putranya, Ismail AS diangkat sebagai tema dalam khutbah salat Idul Adha 1445 H di Musala Al Istiqomah di Jalan Peninggaran Timur II Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan, Senin (17/6/2024).
Adalah khatib Habib Hasan Al Athos yang mengangkat tema tersebut.
Siti Hajar, istri dari Nabi Ibrahim AS, kata Habib Hasan, adalah contoh seorang ibu yang sangat gigih dalam mengasuh dan menjaga putra tunggalnya Ismail, sekaligus survival atau mempertahankan hidup mereka, ketika ditinggalkan Nabi Ibrahim di sebuah lembah tandus, yang kini dikenal sebagai Makkah Al Mukaramah, atas perintah Allah SWT.
“Dengan sabar Siti Hajar terus mencari solusi. Ia berlari-lari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwah, bolak-balik hingga tujuh kali untuk mencari sumber air dan sumber penghidupan lainnya. Bagi Hajar, sabar tidak berarti diam dan menyerah apalagi putus asa, tetapi terus berusaha dan berusaha. Alhamdulillah, usahanya itu membuahkan hasil dengan memancarnya air zamzam di tanah bekas Ismail mengentak-entakkan kakinya. Sumur air zamzam itu hingga kini masih ada di Makkah Al Mukaramah,” katanya.
Kelak, berlari-lari kecilnya Siti Hajar dari bukit Shafa ke bukit Marwah dikenal sebagai “syai”, salah satu rukun dalam ritual ibadah haji. Hari Raya Idul Adha adalah penghabisan dari rangkaian ibadah haji setelah mencapai puncaknya di padang Arafah.
Bertindak sebagai imam salat Ied adalah Ustaz Drs Kurtubi Zaenuddin MPd. Hadir Ketua Dewan Kemakmuran Musala (DKM) H Nur Ali bin H Hasan, serta sejumlah pemuka Musala Al Istiqomah seperti Ustaz Muhammad Yasin, Ustadz Hasbi Mahfud, Ustadz Aam Amrullah, Ustadz Rahmatullah, Haji Sobali, dan sebagainya.
Habib Hasan kemudian mengutip Surat Ibrahim ayat (37) dalam kitab suci Al Quran yang artinya, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanamannya (dan berada) di sisi rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (demikian itu kami lakukan) agar mereka melaksanakan salat,” yang menjadi alasan Ibrahim meninggalkan istri dan anaknya tercinta di lembah tandus tersebut.
Habib Hasan kemudian mengajak ratusan jemaah yang mengikuti salat Ied untuk meneladani kegigihan Siti Hajar, dengan gigih mempertahankan persatuan dan kesatuan umat Islam, dalam menghadapi musuh-musuh Islam baik yang datang dari luar atau pun dari dalam agama Islam sendiri.
Ia lalu mengutip Surat Al Anfal ayat (46) dalam kitab suci Al Quran yang artinya, “Taatilah Allah dan Rasul-Nya, janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang, serta bersabarlah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”