FusilatNews- Musyawarah Rakyat (Musra) I relawan Jokowi akan diadakan relawan pada 27 Agustus 2022 nanti di Bandung, Salah satu agenda salam musyawarah itu adalah menjaring usulan nama calon presiden (capres). Mereka meminta kesediaan sejumlah akademisi untuk menjadi dewan pakar. Nama Arif Satria, Arie Kuncoro, dan Effendi Gazali sempat terdaftar dalam susunan kepanitiaan.
Belakangan, nama Arif Satria hilang pada susunan kepengurusan Musra yang telah direvisi. Nama Rektor Universitas Indonesia (UI) Arief Kuncoro juga hilang dalam susunan kepengurusan versi terbaru. Adapun nama Effendi tetap ditulis dengan catatan masih dalam konfirmasi.
Para akademis tersebut menolak undangan dari relawan Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi Dewan Pakar Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia, dengan berbagai alasan.
Penolakan pertama datang dari Rektor Universitas Indonesia (UI) Arie Kuncoro. Arie beralasan dirinya sibuk memimpin UI. “Tidak [menjadi Dewan Pakar Musra] karena kesibukan kami,” kata Arie, Kamis (4/8/2022), seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Kemudian, peneliti komunikasi politik yang juga mantan Guru Besar UI Effendi Gazali menyampaikan hal serupa. Effendi mengaku belum menerima surat resmi dari Musra karena sedang berada di luar negeri.
Effendi berkata sedang sibuk penelitian sehingga tak bisa memenuhi undangan itu. Namun, ia berharap Musra dapat berjalan lancar. “Ide acara ini pasti bagus, menjemput aspirasi rakyat, tapi saya pasti tidak sempat ikut dalam sebuah dewan pakar yang sifatnya tetap dalam jangka waktu panjang,” ungkap Effendi.
Penolakan juga datang dari Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria. Arif dengan tegas menolak undangan itu. “Yang pasti rektor harus menjaga independensi dan tidak boleh berpolitik praktis,” ungkap Arif melalui pesan singkat, Jumat (5/8/2022).