Setelah Pilpres 2024, Prabowo Subianto dinyatakan sebagai presiden terpilih. Di balik kemenangan ini, semua pihak diharapkan mengakui dan menerima hasil pemilihan. Namun, penerimaan ini hanya sah jika kita memahami bahwa proses pemilihan berjalan secara alami dan murni. Artinya, setiap suara yang diberikan adalah ungkapan hati nurani pemilih, bebas dari tekanan, intimidasi, atau godaan material.
Realitas yang terjadi tidak semulus idealisme tersebut. Muncul berbagai laporan tentang kecurangan, tekanan dari pihak berwenang, dan manipulasi suara yang merusak integritas pemilihan. Kepala desa, polisi, dan tentara yang seharusnya netral, diduga terlibat dalam mengarahkan pilihan rakyat. Bantuan sosial yang seharusnya menjadi hak rakyat digunakan sebagai alat politik, mengubah proses demokrasi menjadi sandiwara kekuasaan.
Kedzaliman yang terjadi selama proses pemilihan ini tidak dapat dihapus dari ingatan kita. Seperti yang Tuhan abadikan dalam kitab suci-Nya, mengingatkan kita tentang tokoh-tokoh zalim seperti Abu Lahab, kita juga harus mengingat dan menyuarakan kebenaran tentang kedzaliman yang terjadi. Penindasan dan manipulasi ini adalah pengkhianatan terhadap demokrasi dan kehendak rakyat.
Kita tidak bisa hanya diam dan menerima hasil yang tercemar oleh praktik tidak adil. Harus ada refleksi mendalam dan tindakan nyata untuk memastikan bahwa pemilihan mendatang berjalan dengan lebih jujur dan adil. Para pemimpin harus diingatkan bahwa kekuasaan yang didapat dari ketidakadilan akan membawa kesulitan dan penderitaan bagi rakyat yang mereka pimpin.
Dalam demokrasi sejati, kemenangan bukan hanya tentang siapa yang mendapatkan suara terbanyak, tetapi juga tentang bagaimana suara tersebut diperoleh. Setiap suara harus dihormati, setiap hak harus dijaga, dan setiap bentuk kedzaliman harus dilawan. Hanya dengan demikian, kita bisa berharap pada masa depan di mana demokrasi benar-benar mencerminkan kehendak rakyat yang bebas dan berdaulat.
Mari kita terus mengingat dan mengingatkan tentang ketidakadilan yang terjadi. Jangan biarkan suara-suara kita dibungkam oleh kekuasaan yang zalim. Sejarah akan menghakimi kita bukan hanya dari hasil, tetapi dari keberanian kita untuk berdiri melawan ketidakadilan dan memperjuangkan kebenaran.