By Emi Takeya
Kalian tau ada salon Jepang di daerah Blok M, Jakarta Selatan yang sudah berdiri sejak tahun 2006? Awal mulanya saya kenal salon ini karena 15 tahun lalu, kantor saya sempat di satu gedung, lalu saya jadi langganan, sehingga sekarang.
Kenapa saya nyaman di sini? Memang banyak salon bagus di Jakarta, namun disini terutama suasana nyaman, bukan tipe salon yang hairstylist dan tamunya heboh. Kalo masuk ke salon ini pertama ngerasa nyaman dengan warna aesthetic yang Earth-tone. Luas, sejuk, dan AC jalan dengan baik. Salon ini juga memiliki locker buat tamu agar barang-barang kita disimpan dengan aman. Handuk selalu bersih tidak pernah bau, bahkan tidak ada bau pewangi yang keras. Staffnya sudah lama dan berpengalaman. Overall service mereka lembut dan detail.
Selain service yang disebut di atas, sebagai wanita yang tidak terlalu rajin ke salon, seringkali saya terkejut dengan pengetahuan mereka terakhir saya ke salon ini. Ternyata mereka simpan buku catatan tamu semacam kartu pasien klinik. Di kartu itu tercatat dengan sangat detail tentang obat coloring, perm, straightening yang digunakan serta hasilnya dari setiap customer. Wah, ternyata sejarah rambut ku tercatat di sini.
Kalo saya boleh kasih satu credit lagi, seleksi background musik oleh pemiliknya (Izuru) keren banget, mix barat dan Jepang yang kekinian, bukan oldies!
Lalu pemilik salon ini, yang bernama Jepang, Izuru Suwito ini siapa?
Ritsuko Salon sekarang dikelola oleh Izuru, dulunya mulai dari Ibunya Ritsuko Watanabe. Jadi tau ya, nama salon dari mana. Ibu Ritsuko belajar salon di Jepang dan sempat buka salon di Pondok Jaya pada tahun 70an. Ibu Ritsuko sempat berhenti usaha salon untuk fokus ke keluarga. Ritsuko salon dibuka kembali setelah anak-anak Ibu Ritsuko sudah dewasa. Salah satu anaknya, Izuru, awalnya orang kantor, merasa dia lebih cocok di dunia usaha dibanding kantoran, memutuskan untuk belajar dan melanjutkan usaha Ibunya.
“Keluarga saya pernah jual rumah, dan saya ambil kesempatan itu untuk belajar ke luar negeri” kata Izuru.
Izuru menyempatkan dirinya untuk belajar di Hagiwara Soh di Jepang hampir setengah tahun. Menurut dia, pengalaman di Jepang ini sangat berharga sebagai seorang stylist awam. Di Jepang, mereka tidak hanya mengajar teori, tapi mulai dari cara dasar seperti cara pegang gunting, cara pegang sisir, bahkan cara berdiri pun diajari.
“Benar-benar dari nol dikasih tau.” ucap Izuru. Pengalaman ini dia turunkan semua ke pegawai dia.
Lalu Izuru pernah juga kursus di Vidal Sassoon di London selama 4 minggu. Kursus ini hanya menerima murid yang memiliki pengalaman kerja di salon minimum 3 tahun. Menurut Izuru, sekolah ini banyak sekali teori yang berguna untuk dipelajari. Awalnya Izuru bingung karena tidak terbiasa dengan cara mengajar yang independen. Namun Izuru sadar bahwa di Eropa beda filosofi, dan cepat menyesuaikannya. Teori bisa belajar sebanyak mungkin, tapi perkembangan akan tergantung orang masing-masing. Ya, memang dunia seperti itu.
Izuru tidak hanya belajar di luar negeri, tapi sempat juga ikut program Rudy Hadisuwarno Academy. Menurut dia, sekolah hair-styling di Indonesia memberi pengalaman untuk langsung pegang rambut asli, di mana, ini agak sulit waktu di Jepang atau London.
Meskipun Izuru sekarang sudah berpengalaman lebih dari 15 tahun, dia masih rajin belajar. Semua seminar yang diselenggarakan distributor produk, dia sebisanya disempatkan ikut.
“Pintar masak itu beda keterampilan dengan koki restoran kan? Hair-coloring, perm, bonding, ini semua pasti belajar dari pengalaman. Ke sekolah, punya sertifikat tinggi, ini tidak ada gunanya, karena pengalaman adalah no. 1” ucap Izuru.
Saya sebagai langganan 15 tahun, sangat terasa filosofi Izuru di salon ini. Tidak hanya perkembangan keterampilan sebagai hair-stylist, tapi dari tempat dan service yang nyaman, staff yang lama, serta background music yang bikin betah proses panjang styling rambut wanita.