TAK ADA HERCULES YG LAHIR DARI RAHIM WADAS
Apa yang kita potret dari peristiwas Desa Wadas? Tarung tuding antar para pengambil keputusan di Pemerintah; informasi resmi rilis menkopulhukam yang dituding hoax vs laporan warga yang otentik. Tetapi dianggap tidak benar. Diskursu ini berimbas menjadi babat baru, serial Perang Bubat WADAS antar Kecebong vs Kadrun. Pemerintah, tetap pada keputusannya, proyek harus berjalan. Warga yang ditangkap sudah dikembalikan dengan membawa bingkisan, walau psiko-traumatic masih tetap menghantui warga Desa tersebut.
Ada yang ingin kita tanyakan. Adakah yang membaca bahwa perisitiwa Desa Wada itu, sebenarnya adalah peluang untuk menjadi ajang promosi citra diri?. Atau cara Parpol meningkatkan populeritas?. Atau peluang bagi Ormas-ormas supaya terasa menjadi bermanfaat bagi rakyat (seperti kehadiran Banser menjaga gereja)?
Ternyata tak ada, bahkan, epos jejak-langkah heroistis, mati. Taka ada yang seperti Hercules muncul gagah berani dari kerumun warga Wadas yang tertindas oleh ulah Penguasa itu. Bagi para kandidat-kandidat yang ingin menjadi Capres 24/anggota DPR/Anggota DPD, ini sesunguhnya momentum untuk merebut hati rakyat yg punya hak kelak, dapat memilihnya secara langsung. The way to get or to win people hearts. Bagi Parpol-parpol ini kesempatan untuk membangun citra Partai. Ormas-ormas pun, supaya tidak ditunding, ngomong doang. Ini adalah medan baktimu.
Tentu saja, situasi seperti itu, haqul yaqin, bukan tidak difahami oleh mereka-mereka yang berkepentingan tersebut. Tetapi algoritma untuk meraih political endeavor tersebut, tidak harus berbelit-belit seperti itu rupanya, karena penuh resiko akan dipentung satpol pp atau diborgol polisi?. Ingat saklar langit maya pun, di off kan, sehingga informasi tak mengalir lancer. Yg kita baca adalah bocoran-bocoran.
Coba kita bandingkan, bagaimana America bisa mempunyai pemimpin-pemimpin yang berintregritas tinggi. Bermula dari harus mendapat simpati rakyat. Ia harus menunjukan berbagai prestasinya kepada rakyat sekitarnya dimana ia hidup. Ini maksudnya supaya dapat terpilih menjadi, antara lain, sebagai senator. Setelah menjadi senator, ia harus vocal memperjuangan berbagai kebijakan untuk kepentingan rakyat banyak seperti; Pengurangan Pajak, Issue kesehatan, Demokratisasi, Issue-issue Lingkungan/global warming, Human Rights dll.
Dari sanalah kemudian populeritas seseorang, calon pemimpin, mulai tampak, yang pada saatnya kelak bisa di panen, bila ingin menjadi calon presiden. Lalu tarung program kerja, dengan kandidat lain. Dan ini semualah yang dicatat oleh rakyat, sehingga tdk mudah terpengaruh oleh janji-janji temporer palsu yg disampaikan, karena rakyat sudah memiliki memori rekam jejak seseorang itu.
Kembali ketanah air. Jadi apa yang akan mereka lakukan kelak, supaya bisa terpilih menjadi anggota DPR RI? Kolaborasilah dengan Sekjen (ada pesanan Pak/BU Ketum) Partai, spy dapat nomor jadi. Untuk nego menjadi Capres, ajak ngopilah para ketum-ketum Partai sejumlah PT 20%. Ini kuncinya.
Bagaimana bisa jadi anggota DPD? Cara mudah kirim pasukan serangan fajar.
Berbeda lainnya, antara di Amerika dan di Indonesia? Di Amerika rakyat yang membiayai kandidat, dengan mengirim donasi sebesar $5/orang (maaf bila salah nilai). Nah di Indonesia, para kandidatlah yang membeli tiket nyalon kepada para Jugala Politik itu. Kongkalikong dengan para sponsor2 itu, yang hitung-punya hitung setidak-tidaknya harus ada fresh money 100 Trilyun, untuk Nyapres, menurut Erlangga Hartato.
Punya uang?