OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA
Paling tidak, ada dua pengertian mendasar terkait dengan istilah “prime mover”. Secara umum, dalam konteks mekanik, prime mover adalah mesin atau perangkat yang mengubah energi menjadi gerakan atau tenaga, seperti mesin mobil, turbin atau generator.
Sedangkan dalam konteks bisnis atau ekonomi, prime mover adalah faktor atau kekuatan yang memicu perubahan, pertumbuhan atau inovasi.
Sedangkan secara filosofis, terutama dalam karya Aristoteles, prime mover merujuk pada konsep “Penggerak Pertama” atau “Penyebab Pertama” yang tidak digerakkan oleh apa pun, tetapi menggerakkan segalanya. Dengan bahasa lain, “prime mover” merupakan sosok pembaharu yang akan membawa perubahan ke suasana yang lebih baik lagi.
Kaitannya dengan “prime mover” kemakmuran petani, hal ini dapat dipahami sebagai faktor utama yang mendorong kemajuan dan kesejahteraan petani. Berdasarkan pengamatan yang menyeluruh, terdapat beberapa faktor yang dapat dianggap sebagai “prime mover” kemakmuran petani, antara lain faktor ekonomi, teknologi, sosial dan llngkungan.
Dari aspek ekonomi faktor yang mempengqruhinya antara lain harga komoditas yang stabil dan menguntungkan. Harga yang stabil dan menguntungkan memungkinkan petani untuk merencanakan dan mengelola usahanya dengan baik. Kemudian akses ke pasar. Akses ke pasar yang luas dan terbuka memungkinkan petani untuk menjual produknya dengan harga yang baik. Lalylu, kredit dan pembiayaan. Akses ke kredit dan pembiayaan yang mudah dan terjangkau, memungkinkan petani untuk mengembangkan usahanya.
Dari aspek teknologi faktor yang mempengaruhinya adalah hadirnya teknologi pertanian modern. Penggunaan teknologi pertanian modern seperti traktor, mesin pengolahan tanah, dan sistem irigasi dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Selanjurnya, benih unggul. Penggunaan benih unggul dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen. Dan penggunaan teknologi informasi. Penggunaan teknologi informasi seperti aplikasi pertanian dapat membantu petani dalam mengelola usahanya.
Dari aspek sosial, faktor yang mempengaruhinya adalah pendidikan dan pelatihan. Proses pendidikan dan pelatihan yang memadai dapat membantu petani meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mereka.
Kemudian, kerjasama dan kolaborasi antara petani, pemerintah, dan lembaga lain dapat membantu meningkatkan kemakmuran petani. Dan kebijakan yang mendukung. Adanya kebijakan pemerintah yang mendukung pertanian, seperti subsidi dan insentif, dapat membantu meningkatkan kemakmuran petani.
Dari aspek lingkungan faktor yang mempengaruhinya antara lain
ketersediaan sumber daya alam seperti air, tanah, dan energi yang memadai dapat membantu meningkatkan produktivitas. Lalu, kondisi iklim yang mendukung, dapat membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen. Dan penting juga diingatkan pengelolaan lingkungan yang baik, dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan meningkatkan produktivitas.
Dengan demikian, “prime mover” kemakmuran petani dapat dipahami sebagai kombinasi dari faktor-faktor diatas yang saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain. Mengacu kepada faktor-faktor diatas, Perum Bulog sebagai lembaga parastatal sekaligua “sahabat petani”, memiliki peluamg untuk dapat memakmurkan petani.
Pengalaman selama 36 tahun terekam sebagai Lembaga Pemerintah N9n Departemen (LPND) dan 21 tahun berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bulog memiliki kemampuan untuk mempercepat terwujudnya kemakmuran petani. Tinggal sekarang, bagaimana Bulog dapat merumuskan langkah-langkahnya di lapangan.
Sebagai operator pangan, Bulog memiliki beberapa peran strategis, diantaranya mengelola stok beras dan sembako lainnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menjaga stabilitas harga; mengadakan beras dan sembako dari petani, distributor, dan importir, kemudian menyalurkannya ke seluruh Indonesia; mengontrol harga beras dan sembako untuk menjaga stabilitas dan terjangkau oleh masyarakat dan menyediakan beras dan sembako untuk program pemerintah, seperti Program Raskin (Beras untuk Keluarga Miskin) dan Program Pemberian Bantuan Pangan.
Selain itu Bulog juga membantu pengembangan usaha tani dengan menyediakan benih, pestisida, dan teknologi pertanian. Lalu, mengawasi kualitas dan keamanan pangan untuk mencegah keracunan dan penipuan.
Kemudian melakukan riset untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pengelolaan logistik; dan mengembangkan kerjasama dengan negara lain untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan logistik dan pangan.
Dengan peran seperti ini, Bulog dapat memerankan diri untuk tampil sebagai “prime mover” dalam mempercepat tercapainya kemakmuran petani.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk memakmurkan petani:
Pertama, membangun infrastruktur logistik yang efisien untuk menghubungkan petani dengan pasar, sehingga memudahkan akses ke pasar dan meningkatkan pendapatan petani.
Kedua, menyediakan pelatihan dan bantuan teknis kepada petani untuk meningkatkan kemampuan dan produktivitas mereka. Ketiga, mengembangkan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap hama dan penyakit, serta memiliki nilai jual tinggi.
Dan keempat, membangun sistem informasi yang dapat memberikan informasi tentang harga, cuaca, dan pasar kepada petani.
Beberapa langkah operasional yang dapat dilakukan adalah membeli produk pertanian langsung dari petani untuk meningkatkan pendapatan mereka;
mengembangkan pasar untuk produk pertanian petani; dan mengembangkan sistem penyimpanan yang baik untuk mengurangi kerugian pasca panen.
Dengan langkah-langkah tersebut, mestinya Bulog dapat membantu memakmurkan petani dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Semoga ! (PENULIS, KETUA DEWAN PAKAR DPD HKTI JAWA BARAT).