Oleh: Karyudi Sutajah Putra, Analis Politik pada Konsultan dan Survei Indonesia (KSI)
Jakarta – Ini bukan soal rasisme anti-China. Pun bukan soal xenophobia atau ketakutan terhadap bangsa asing. Ya, bukan soal Aseng dan asing. Tapi soal kemerdekaan dan kedaulatan negara Indonesia.
Dikutip dari sebuah media, Indonesia merupakan negara urutan pertama sebagai negara tujuan migrasi bagi warga negara China. Komunitas diaspora China terbesar tinggal di Indonesia, yang jumlahnya lebih dari 10 juta orang. Sebagian besar dari mereka adalah keturunan migran yang lahir di China, yang telah pindah ke Indonesia sejak lama.
Belakangan, banyak warga negara asing asal China yang datang ke Indonesia, baik secara legal ataupun ilegal. Mereka banyak bekerja di industri pertambangan di pelosok-pelosok Indonesia. Termasuk buruh kasar.
Banyak pula imigran asal China yang menjadi pengusaha berhasil di Indonesia. Mereka bahkan sangat dekat dengan penguasa. Sejak Orde Baru hingga kini Orde Reformasi.
Mereka bahkan banyak yang membangun komunitas, tempat atau permukiman eksklusif. Contohnya Meikarta di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 di Kabupaten Tangerang, Banten, yang sekarang sedang menuai kontroversi.
Secara ekonomi bahkan bisa dikatakan Indonesia telah dikuasai oleh China. Secara militer tinggal selangkah lagi. Kalau China sudah menguasai Laut China Selatan atau Laut Natuna Utara di Natuna, Kepulauan Riau, itu berarti secara simbolik kedaulatan Indonesia sudah jatuh ke tangan China.
China tak akan pernah berhenti berupaya menguasai Indonesia. Sejak dulu kala hingga kini. Sebab Sumber Daya Alam (SDA) maupun Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia sangat menggiurkan bagi China. Ekspor barang tambang secara ilegal dari Indonesia ke China pun terus berlangsung. Ada kekhawatiran, lama-lama Indonesia akan benar-benar dikuasai oleh China.
Misi Kubilai Khan Kekinian
Hal tersebut mengingatkan kita akan ambisi Kubilai Khan, Kaisar Mongolia, kini China untuk menguasai Nusantara. Misi itu kini diemban oleh pemerintahan baru China.
Dulu caranya dengan terlebih dahulu menaklukkan Kerajaan Singasari di Jawa Timur. Saat itu Singasari dipimpin oleh Raja Kertanegara yang kemudian dilanjutkan oleh Raden Wijaya, menantunya.
Kubilai Khan, dilansir Kompas.com 18 Januari 2024, adalah kaisar Mongol kelima yang mendirikan Dinasti Yuan tahun 1280.
Selama berkuasa, Kubilai Khan tidak hanya memaksa para penguasa di Asia untuk mengirimkan upeti kepadanya, tetapi juga menebarkan pengaruh hingga Timur Tengah dan Eropa.
Pada 1293, tercatat Tartar, nama pasukan tentara Kubilai Khan dikirim ke Pulau Jawa untuk menyerang Kerajaan Singasari.
Mengapa Kaisar Kubilai Khan memerintahkan pasukannya untuk menyerang Singasari? Karena Raja Kertanegara menolak mengirimkan pangeran ke China sebagai tanda tunduk kepada Dinasti Yuan.
Pada 1280-an, Kertanegara dari Singasari gencar meluaskan kekuasaannya ke luar Pulau Jawa. Gagasan ini ternyata didorong oleh ancaman dari Kubilai Khan.
Setelah menaklukkan Dinasti Sung dan mendirikan Dinasti Yuan, Kubilai Khan memulai pemerintahannya dengan meminta pengakuan dari negara-negara yang sebelumnya mengakui kekuasaan raja-raja China dari Dinasti Sung.
Apabila menolak, maka akan dipaksa dengan kekuatan senjata, sebagaimana halnya Birma, Kamboja dan Campa, yang diserbu tentara Mongol karena tidak mau tunduk begitu saja.
Pada akhirnya, negara-negara lain menganggap akan lebih aman apabila mengirimkan utusan dan upeti kepada Kubilai Khan, daripada melawan.
Pada 1290 dan 1291, Kubilai Khan mengirim utusan ke Jawa untuk menuntut supaya ada seorang pangeran yang dikirim ke China sebagai tanda tunduk kepada Dinasti Yuan. Namun, utusan yang ditugaskan ke Singasari justru dianiaya oleh Raja Kertanegara.
Nama utusan Kubilai Khan dari kekaisaran Mongolia yang dirusak wajahnya dan dipotong telinganya oleh Raja Kertanegara dari Singasari adalah Meng Chi.
Penganiayaan terhadap Meng Chi ini dianggap sebagai penghinaan besar dan merupakan maklumat perang.
Karena itulah, Kubilai Khan memerintahkan pasukannya untuk menyerang Singasari.
Dalam sumber-sumber Negarakertagama, Pararaton, Kidung Harsa Wijaya, dan Panji Wijayakrama disebut pasukan Kubilai Khan yang dipimpin oleh para panglimanya disebut tentara Tartar.
Menurut catatan pemimpin armada tentara Mongol, panglima yang ditugaskan ke Singasari adalah Shihpi, Ike Mese, dan Kau Hsing. Kubilai Khan menyerang Kerajaan Singasari dengan armada angkatan laut yang besar.
Pada awal 1293, armada Kubilai Khan tiba di Pulau Belitung, kini masuk Provinsi Bangka Belitung. Dari siasat yang dirundingkan di sana, para panglima sempat berpencar untuk menaklukkan raja-raja kecil di Jawa dengan jalan damai.
Memasuki bulan Maret 1293, semua armada Kubilai Khan telah berkumpul di muara Kali Mas. Ternyata, dari utusan yang dikirim Raden Wijaya, mereka baru mengetahui bahwa Kertanegara telah meninggal. Raden Wijaya adalah menantu Raja Kertanegara yang selamat dari pemberontakan Jayakatwang.
Oleh Raden Wijaya, tentara Kubilai Khan ditipu dan dimanfaatkan untuk membantunya menyerang Jayakatwang, yang menikmati kekuasaan di Kediri setelah membunuh Raja Kertanegara.
Peristiwa tersebut berbuah pada kekalahan Kubilai Khan di Jawa. Sementara Raden Wijaya berhasil menaklukkan Jayakatwang, sekaligus mengusir tentara Mongol dari Jawa pada 31 Mei 1293.
Kediaman Prabowo Subianto ada di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Apakah Presiden RI ini akan mewarisi karakter dari cicit Kendedes itu yang sanggup melawan misi penaklukkan oleh Kubilai Khan?
Apakah Prabowo akan mampu mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia dari hegemoni dan penjajahan ekonomi, dan kemungkinan penjajahan militer oleh China?
Apakah Prabowo akan mampu mengusir para pendatang ilegal asal China yang sudah merambah ke pelosok-pelosok Nusantara?
Apakah Prabowo akan mampu membereskan kasus pagar laut ilegal sepanjang 30,16 kilometer yang membentang di perairan Tangerang, Banten, yang jaraknya hanya sepelemparan batu dari PIK 2?
Apakah Prabowo akan mampu membereskan masalah penerbitan ratusan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) ilegal di perairan yang ada pagar laut ilegalnya itu?
Ratusan SHGB dan SHM ilegal itu mayoritas dikuasai oleh PT Intan Agung Makmur dan PT Cahaya Inti Sentosa, anak perusahaan Agung Sedayu Group milik taipan Sugianto Kusuma alias Aguan, pengembang PIK 2.
Sekali lagi, ini bukan soal rasisme. Juga bukan soal xenophobia. Bukan pula soal Aseng dan asing. Tapi soal kedaulatan dan kemerdekaan rakyat Indonesia. Jangan sampai bangsa ini menjadi tamu apalagi kuli di negeri sendiri.
Indonesia cinta perdamaian, tapi lebih cinta kemerdekaan (kedaulatan)!