Ketika sejumlah tokoh soan menemui Pak Harto dirumahnya dan memintanya untuk lengser, Pak Harto mendengar dan mempertimbangkannya. Kemudian beberapa hari berselang , Ia dengan ikhlas menyatakan mengundurkan diri. Saya sedang meliput saat itu, dan menyaksikan diantara Mahasiswa yang kegirangannya tiada tara. Mereka sudah berhari-hari berada di area Gedung DPR senayan, mendemo Pak Harto.
Catatan, sebelum dipilih untuk yang ke 6 kalinya, Pak Harto sebenarnya, sudah menyatakan tidak ingin menjadi Presiden lagi. Tetapi karena Pak Harmoho bergerak melalui program Safari Ramadannya, kemudian simultan disana sini terjadi kebulatan tekad. Itulah yang dicatat Harmoko, kemudian disampaikan ke Pak Harto: “Rakyat masih menginginkan Bapak lagi”.
Kejadian Demo Mahasiswa disana-sini, saat ini, sebenarnya isi pesan yang tersirat atau call-nya, adalah meminta Jokowi untuk mundur juga. Tetapi jawab dari Jokowi, meminta para pembantunya, untuk tidak lagi membicarakan issue Penundaan Pemilu 24 dan perpanjangan dirinya sebagai Presiden. Di era Jokowi ada, semodel kebulatan tekad era Suharto, yaitu deklarasi diberbagai kota “Bersama Jokowi 2024”.
Lain lagi dengan apa yang terjadi di-era Bung Karno. Kejadian saat ini, mirip sekali dengan peristiwa tahun 1966 ketika Mahasiswa dan rakyat menuntut Tri Tura. Sebaliknya Soekarno saat itu malah membuat pembenaran yang dia namakan Nawaksara, kata Pak Tantyo Sudharmo kepada saya. Beliau adalah Putra Wakil Presiden Sudharmono.
Seperti sedang warming up, Demo adik Mahasiswa di Cirebon, Semarang, Makasar, Tasikmalaya dan Jakarta, makin seru. Padahal Demo yang sesungguhnya dan lebih besar, akan dilakukan pada tanggal 11 April 22 ini. “Bravo Anak Muda, harapan bangsa. Negeri ini milikmu. Ayo jangan sampai negeri ini dikuasai oleh segelintir orang yang nyata-nyata sedang mengeruk kekayaan milik kita semua”. Kalimat ini seruan dan penyemangat dari sejumlah tokoh, yang ditulis diberbagai medsos.
Ada pelajaran yang sangat berharga bagi Mahasiswa yang turun kejalan mendemo regime yg sedang berkuasa, yaitu mata kuliah kerja nyata lapangan, “Cinta Tanah Air dan Rasa Kebangsaan”. Tak perlu professor Pembimbing, karena ia datang dari kesadaran bersama yang tinggi, ini mutiara pikiran yang saya fahami. Dan memang benar demikian adanya.
Kembali ke persoalan diatas, bila kita bertanya begini, sekiranya LBP Cs, selaku Dader-nya, berhasil menggelar Sidang MPR untuk mengamandemen UUD 45, lalu Pemilu-24 ditunda dan Jabatan Presiden dapat diteruskan hingga 3 tahun kedepan, apakah Jokowi akan menerima atau menolak?
Kita pasti tahu jawaban Jokowi apa. Bisa membuka dari catatan lamanya. Mengacu kepada apa yang pernah terjadi dan telah menjadi wataknya selama ini.
Masa akan menolak?
Kesimpulannya, kira-kira begini; Demo yg semakin semarak terjadi dmana-mana itu, adalah pesan langsung dr Mahasiswa dan peserta lainnya, kepada Jokowi, atas berbagai kebijakan yg dianggap menyimpang. Bila ditanggapi oleh Jokowi dengan penyataan mundur, maka mereka dan kita akan teramat bahagia.
Pak Presiden Joko Widodo ini harapan saya dkk; Bila berlanjut-pun sd 2024 dengan tim kabinet yang seperti sekarang, tidak akan mengubah Indonesia akan menjadi lebih baik. Sementara Rakyat sudah semakin tinggi resistensinya kpd kabinetmu. Sebaiknya lempar handuk putih saja. Supaya bisa tidur dengan tenang bersama rakyat.