Ancaman invasi Rusia ke Ukraina terus membuat panas kondisi geopolitik dunia, termasuk RI. Pasalnya jika benar Moskow melakukan serangan dalam waktu dekat ke Kyiv, Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di sana akan terancam.
Kepada CNBC Indonesia, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Teuku Faizasyah mengatakan bahwa saat ini masih ada WNI yang berada di Ukraina. Dia menyebut, pihaknya belum ada rencana untuk mengimbau WNI di sana untuk angkat kaki.
“Belum ada imbauan tersebut. Namun sudah ada rencana kontingensi yang akan diberlakukan dengan merujuk perkembangan di lapangan,” kata Teuku melalui pesan singkat, Sabtu (12/2/2022) Dikutip CNBCIndonesia.com
“Untuk itulah KBRI (di Ukraina) terus berkomunikasi dengan Jakarta untuk menginformasikan perkembangan di sana,” lanjutnya.
Sebelumnya, rencana kontingensi untuk WNI yang berada di Ukraina sudah disampaikan Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kemlu RI Judha Nugraha. Ia mengungkapkan, ada 131 WNI yang kini berada di Ukraina, dengan sekitar 78 orang bertempat tinggal di kota Kiev.
“KBRI juga bekerja sama dengan Kemlu dan juga beberapa perwakilan di wilayah dekat dengan Ukraina. Kita telah membangun apa yang kita sebut sebagai rencana kontijensi untuk mengantisipasi jika ada eskalasi di kemudian hari,” kata Judha pada awal Februari lalu.
Selain itu, Judha mengatakan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kiev juga telah membuat grup WhatsApp untuk memastikan jalur komunikasi tetap terjalin.
KBRI Kiev juga telah mengimbau WNI di Ukraina untuk melakukan lapor diri dan pembaharuan data, agar data yang dimiliki KBRI merupakan data terbaru, sehingga memudahkan evakuasi jika Rusia benar menyerang Ukraina.
Sebelumnya, intelijen Amerika Serikat (AS) melaporkan Rusia sudah menerjunkan 83 batalyon yang masing-masing beranggotakan hingga 1.000 personel di perbatasan Ukraina. Batalyon itu dipersenjatai dengan artileri berat dan mortar. Sebanyak 14 batalyon tambahan dikabarkan segera menyusul.
Menurut kajian AS, 120 batalyon sudah cukup untuk melancarkan serangan maksimal. Tidak hanya di darat, Rusia pun disebut-sebut sudah menyiagakan jet tempur, peluru kendali, helikopter, kapal perang, dan kapal selam.
Namun, meski sumber mengatakan informasi itu didasarkan pada intelijen tetapi mereka tidak dapat memberikan rincian karena sensitivitasnya. AS sendiri disebut telah mengirimkan 3.000 pasukan untuk memperkuat NATO di Eropa Timur.
Rusia sendiri ‘diramal’ mampu menguasai ibu kota Kyiv dalam beberapa hari. Jika ‘ramalan’ ini terbukti, maka serangan dapat terjadi pada 15 Februari atau akhir Maret 2022 mendatang. Sebelum itu, Rusia akan berusaha membenarkan serangan dengan dalih meredakan huru-hara di Ukraina.