Jakarta-Fusilatnews.—Seperti diberitakan sebelumnya, walau Luhut Binsar Panjaitan, tekah keluar dari RS yang merawatnya di Singapura, ia belum boleh pulangk ke Tanah Air, karena harus kontrol.
Menanggaapi situasi yang berkembang di tanah air, terutama yang berkaitan dengan tuntutan hkum yang sedang ia lakukan, yaitu penceramaran nama baaik oleh Haruz Azhaar dan Fatia, ia mengatakan; “Tidak ada kebebasan absolut itu”
Sebagaimana diketahui, Jaksa penuntut umum (JPU) telah menuntut hukuman 4 tahun penjara terhadap Haris Azhar dan 3,5 tahun bui untuk Fatia Maulidiyanti dalam kasus pencemaran nama baik terhadap Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut pun memberikan tanggapan dengan menyebut bahwa tak ada kebebasan yang absolut.
“Tidak ada kebebasan absolut itu, saya berkali-kali sampaikan, kebebasan bertanggung jawab. Kita juga harus tanggung jawab dong, jangan mentang-mentang berlindung di balik lingkungan hidup,” kata Luhut.
Menurut Luhut, Haris Azhar dan Fatia melakukan manipulasi banyak hal. Dia meminta Haris Azhar dan Fatia bertanggung jawab atas kasus itu.
“Padahal Anda memanipulasi banyak hal, ya nggak boleh dong. Ya Anda harus bertanggung jawab, ya buktikan di pengadilan,” katanya.
Selanjutnya, berkaitab denga tahun Politik, Luhut juga sempat menyinggung soal politik. Luhut meminta agar tidak ada pihak yang bermusuhan pada tahun politik ini. Luhut juga berpesan agar pintar membaca tanda-tanda zaman.
“Kita beda-beda itu kan boleh aja. Wong kakak beradik saja boleh beda kok, tapi jangan musuhan, jangan berkelahi, jangan dendaman, gitu loh yang akhirnya membuat setback semua,” kata Luhut.
“Dan ingat, pintar-pintar membaca tanda-tanda zaman dan basisnya data, bukan bicara perasaan. Nanti kalau kau jatuh cinta aja bicara perasaan,” imbuhnya.
Dikabarkan juga bahwa Luhut, seperti yang ia ungkapkan sendiri, dijenguk oleh utusan khusus Presiden Amerika Serikat urusan iklim John Kerry saat menjalani perawatan di Singapura. Luhut menyebut kunjungan itu sebagai bentuk penghormatan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi)
“Tiga hari yang lalu John Kerry datang jenguk saya di Singapura. Saya juga terus terang jujur nanya, ini saya siapa sih kok John Kerry minta betul supaya bisa ketemu saya. Ujung-ujungnya adalah penghormatan mereka kepada Presiden Jokowi,” kata Luhut.
“Dari semua itu petinggi-petinggi yang datang jenguk saya, ujung-ujungnya membawa rasa hormat mereka kepada Presiden Joko Widodo yang bisa bernavigasi di tengah-tengah keadaan ekonomi dunia yang tidak baik seperti sekarang ini,” imbuhnya.
Luhut menyebut dia dan John Kerry sempat membahas soal rumput laut. Dia menyebut rumput laut ini juga bisa menangani masalah perubahan iklim.
Pada pertemuan itu, Luhut juga sempat menceritakan terkait dana Pertamina yang mengendap di Venezuela senilai USD 300 juta. Luhut menyebut saat itu John Kerry langsung menelepon Amos Hochstein, tangan kanan Presiden Joe Biden untuk membantu persoalan tersebut.
“Anda bisa bayangin USD 300 juta duit di Pertamina ditahan di Venezuela, itu dilepaskan oleh Amerika, sehingga itu dapat kembali ke Pertamina tanpa keluar satu persen pun, dan kita bicara sama mereka jelas, kalau Anda berteman sama kami, ya buktikan perkawananmu itu. Kita nggak pernah against kalian kok, kita itu hanya membela kepentingan nasional Indonesia, itu aja. Dan mereka menghargai sikap itu,” pungkasnya.
Persoalan lain, ia juga memberikan jawaban, saat Luhut ditanya banyak Proyek terhambat. Lebih lanjut, dalam vieo itu Luhut diberi pertanyaan ‘Kata orang, banyak projek jadi terhambat setelah Bapak sakit, tanggapan bapak?’. Apa jawaban Luhut?
“Ya mungkin ada benar, tapi menurut saya nggak juga sih, karena sekarang anak-anak muda di kantor saya itu anak-anak hebat, tapi bukan itu aja, hatinya bagus menurut saya,” kata Luhut.
Luhut menyebut para anak muda yang bekerja di kantor itu mengerti banyak hal. Mereka, kata Luhut, mampu memberikan solusi.
“Jadi banyak sekali yang Presiden paham betul mengenai mereka ini. Mengerti mengenai uang tidak bisa dimain-mainkan oleh negara lain dan tidak bisa juga dimainkan oleh para pengusaha. Mereka strict tapi memberikan solusi, jadi saya tidak pernah khawatir melihat masa depan kita, karena banyak anak-anak Indonesia jauh lebih hebat dari saya,” kata Luhut.
Pesan lain dari LBP adalah, Jangan Gampang Judge. Ia juga meminta agar pada tahun politik ini tidak gampang menghakimi seseorang. Apalagi, kata dia, menghakimi seseorang dengan mengatakan ingusan dan pengkhianat.
“Kau tanyalah hatimu yang paling dalam, apa sih yang sudah kalau lakukan untuk republik ini? Jangan kita gampang judge orang lain gitu, bilang ingusan-lah, bilang pengkhianat-lah. Siapa sih yang mau jadi pengkhianat?” kata Luhut.
Luhut mengatakan pesan itu selalu dia sampaikan kepada teman-teman sesama purnawirawan TNI. Dia juga mengajak untuk memberikan masukan yang baik.
“Dan itu yang saya sampaikan kepada teman-teman saya sama-sama TNI. Kita harus dewasa, kita rata-rata umur 70-an, saya bilang, ngapain mesti berantem, dan kasihkanlah masukan-masukan bagaimana membuat Indonesia lebih maju ke depan, jangan terus mentorpedo apa yang menjadi success story seseorang,” katanya.