Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr menandatangani Keputusan Presden (perintah eksekutif) yang membatasi harga mengingat “tekanan ekonomi yang besar terhadap masyarakat Filipina, khususnya masyarakat kurang mampu dan terpinggirkan”, kata kantor kepresidenan pada hari Jumat.’
Fusilatnews – Al Jazeera – Kantor kepresidenan Philipina mengumumkan kebijakan pembatasan harga beras dan bahan pokok lannya Untuk Mengatasi Besarnya Tekanan Ekonomi Rakyat Philipina. ’.
Filipina telah memberlakukan pembatasan harga beras ketika negara Asia Tenggara tersebut bergulat dengan inflasi tertinggi di wilayah tersebut.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr menandatangani Keputusan Presden (perintah eksekutif) yang membatasi harga mengingat “tekanan ekonomi yang besar terhadap masyarakat Filipina, khususnya masyarakat kurang mampu dan terpinggirkan”, kata kantor kepresidenan pada hari Jumat.
Marcos Jr menetapkan harga maksimum untuk beras giling biasa dan beras giling baik masing-masing sebesar 41 peso Filipina ($0,72) per kilogram dan 45 peso ($0,79) per kilogram, kata kantornya.
Kantor Marcos mengatakan kenaikan harga eceran yang “mengkhawatirkan” berasal dari manipulasi harga ilegal, “seperti penimbunan yang dilakukan oleh pedagang oportunistik dan kolusi antar kartel industri dalam menghadapi musim paceklik”, serta faktor eksternal, termasuk perang di Ukraina, larangan ekspor beras di India dan harga minyak yang fluktuatif.
Marcos, yang juga menjabat Menteri Pertanian, mengarahkan otoritas bea cukai untuk mengintensifkan pemeriksaan gudang beras untuk memerangi penimbunan dan impor ilegal, dan ia memerintahkan pengawas persaingan usaha untuk mengambil tindakan terhadap kartel dan pedagang yang menyalahgunakan posisi pasar dominan mereka.
Tingkat inflasi beras di Filipina naik dari 1 persen pada Januari 2022 menjadi 4,2 persen pada Juli 2023, menurut Otoritas Ekonomi dan Pembangunan Nasional
Filipina, dimana 30 persen masyarakat berpenghasilan tertinggi dan terbawah menghabiskan hampir 60 persen pendapatan mereka untuk makanan, mengalami kenaikan biaya hidup yang paling tajam di Asia selama setahun terakhir.
Inflasi secara keseluruhan mencapai angka tertinggi dalam 14 tahun terakhir sebesar 8,7 persen pada bulan Januari, sebelum turun menjadi 4,7 persen pada bulan Juli.
SUMBER: AL JAZEERA DAN KANTOR BERITA