Bantul-Fusilatnews.— Apakah koinsiden pembagian Bansos oleh Presiden RI itu, diberikan saat menjelang Pemilihan Umum 14 Februari 24 hingga Juni 24 (Pilpres Putaran ke dua). Ini pertanyaan sebagian dari kalangan masyarakat, merespon kesibukan Presiden Jokowi, melakukan operasi bantuan social. Sementara Mensos-sebagai pembantu Presiden, nampaknya ongkang-ongkang di kantor kementriannya?
Sebanyak 10 ton beras diberikan dalam rangka Bantuan pangan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) kepada 1.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Bantul. Penyerahan bantuan pangan berupa beras tersebut dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang didampingi Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Selasa (30/01) di Gudang Bulog Sendangsari, Pajangan, Bantul.
Presiden Jokowi memastikan, beras yang diterima oleh masyarakat tersebut merupakan beras kualitas premium. Bantuan beras 10 kg itu akan disalurkan hingga tiga bulan ke depan. “Saya kira beras yang Bapak Ibu terima itu bukan beras medium tapi premium. Coba sampai di rumah langsung dimasak, itu beras pilihan semuanya,” kata Jokowi, Selasa (30/1/2024)
Lebih lanjut, Presiden Jokowi sempat bertanya apakah ada warga yang keberatan terhadap rencana penyaluran beras tersebut. Setelah bulan Maret, bantuan akan dilanjutkan untuk bulan April, Mei, dan Juni.
Setelah Juni, Presiden tersebut akan melakukan pengkajian ulang terkait kemampuan APBN. “Setuju tidak ini dilanjutkan lagi April, Mei, Juni? Yang tidak setuju boleh tunjuk jari kalau ada, atau silakan maju saya beri sepeda. Nanti setelah Juni saya akan hitung-hitung lagi APBN kita kalau memungkinkan akan dilanjutkan lagi,” ungkapnya. “Setuju,” saut warga yang hadir.
Selain beras, masyarakat juga mendapatkan bingkisan dari Presiden Jokowi. Beberapa warga juga ada yang mendapatkan hadiah sepeda karena berhasil menjawab pertanyaan ringan terkait dengan nasionalisme.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo menyatakan, pengecekan gudang Bulog di DIY untuk memastikan bahwa stok pangan dalam kondisi baik. Setelahnya, ia akan mendampingi Presiden untuk mengecek gudang Bulog di Klaten dan Sukoharjo. Terkait dengan ketersediaan stok beras, ia menyebut, saat ini terbilang aman. Bantul memiliki 1.000 ton stok beras. Arief Prasetyo menjelaskan, BPN memang menugaskan Perum Bulog untuk memastikan stok beras 1 juta ton pada akhir tahun.
Artinya, setiap transfer ganti tahun harus ada stok 1,2 juta ton beras. “Stok itu sudah termasuk yang ada bantuan pangan seperti hari ini disalurkan, yang itu penyaluran tiga bulan bisa sampai sekitar 200 sampai 300 ribu ton, sebulan kali tiga.
Kemudian ada lagi 1,2 juta ton tersebut juga untuk stabilisasi pasokan sepanjang tahun,” papar Arief Prasetyo. Sesuai arahan Presiden, stabilisasi pasokan pangan pada dua bulan di awal 2024 harus digandakan.
“Pak Presiden menyampaikan khusus Januari Februari sebelum panen besar ini pangan khusus untuk beras ini didobelkan, bukan bantuan pangan, tetapi beras untuk stabilisasi,” tutup Arief Sofyan.